Jakarta (ANTARA) -
Produsen mobil asal Detroit, GM tengah menjajaki kemungkinan pengadaan baterai kendaraan listrik dengan memanfaatkan teknologi dari Contemporary Amperex Technology Co., yang lebih dikenal sebagai CATL, produsen baterai kendaraan listrik terbesar di dunia asal China.
 
Namun, alih-alih memproduksi baterai ini di Tiongkok, baterai tersebut dapat diproduksi di lokasi baru di AS, yang berpotensi mengurangi risiko geopolitik dan meningkatkan kemampuan produksi lokal.
 
Ditulis laman Car Scoops, Senin, GM mungkin akan mendapatkan baterai ini dari pabrik yang dioperasikan oleh perusahaan Jepang TDK Corp. Fasilitas ini dapat didirikan di AS bagian selatan, yang menjanjikan terciptanya lebih dari 1.000 lapangan kerja baru dan memperkuat ekonomi lokal.
Bloomberg melaporkan bahwa TDK akan melisensikan teknologi CATL untuk memproduksi sel litium besi fosfat berdasarkan kesepakatan ini. Sementara Ford telah berkomitmen untuk menggelontorkan dana sebesar 3,5 miliar dolar Amerika untuk pabrik baterai di Michigan dengan menggunakan teknologi CATL, GM berencana untuk menghindari keterlibatan ekuitas dalam usaha patungan ini.
 
Strategi ini dapat membantu GM menghindari potensi pengawasan dari anggota parlemen AS yang khawatir tentang investasi asing di sektor teknologi penting.
 
Dengan bekerja melalui kontrak pasokan, GM dapat memperoleh sel LFP dari TDK dengan harga tetap selama jangka waktu perjanjian jangka panjang. Pendekatan ini tidak hanya akan melindungi GM dari biaya awal yang signifikan tetapi juga melindunginya dari fluktuasi harga baterai.
 
Selain itu, pendekatan ini memberikan ukuran stabilitas di tengah iklim politik yang tidak stabil, di mana potensi perubahan pada Undang-Undang Pengurangan Inflasi dapat memengaruhi investasi di masa mendatang.
 
Pihak GM menolak mengomentari hal tersebut dan masih belum mengonfirmasi rencana tersebut tergantung pada hasil pemilihan presiden November mendatang.
 
“Strategi kendaraan listrik difokuskan pada perancangan produk yang terus menurunkan biaya, meningkatkan kinerja, dan melokalisasi produksi. Teknologi baterai merupakan pendorong utama strategi tersebut,” kata sumber GM.
 
CATL, yang didirikan oleh Robin Zeng Yuqun pada tahun 2011, memiliki hubungan yang signifikan dengan TDK Jepang. Zeng sebelumnya mendirikan Amperex Technology Limited (ATL) pada tahun 1999, yang diakuisisi oleh TDK pada tahun 2005. Zeng kemudian bekerja sebagai manajer di TDK, yang menghubungkan karier awalnya secara langsung dengan kemajuan teknologi perusahaan Jepang tersebut di sektor baterai.
 
Pewarta:
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024