Jakarta (ANTARA) - Produsen mobil Korea Selatan Hyundai Motor Co untuk sementara menutup pabrik utamanya di China barat daya, kata perusahaan, di tengah lesunya penjualan di salah satu pasar terbesar dunia itu.

Dikutip Yonhap, Rabu, pabrik di kota barat daya Chongqing telah menangguhkan operasinya sejak awal tahun ini sebagai tindakan sementara sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk meningkatkan efisiensi produksi di tengah persaingan pasar yang ketat, kata Hyundai.

"Pabrik Chongqing adalah pabrik kecil yang berorientasi pada mobil, dan kami telah menghentikan sementara operasinya karena kami telah berhenti memproduksi model kendaraan kecil di bawah strategi meningkatkan efisiensi dan meningkatkan jajaran produk kami," kata pembuat mobil itu dalam sebuah pernyataan kepada Yonhap.

Baca juga: Hyundai kejar target 100 diler

"Kami sedang mengejar dan merencanakan berbagai langkah untuk mengatasi kemerosotan," tambahnya.

Media lokal China Yicai Global melaporkan sebelumnya bahwa sebagian besar pekerja telah diliburkan karena penutupan, mengutip sumber orang dalam yang tidak disebutkan namanya.

Pabrik Chongqing adalah salah satu dari empat pabrik yang dijalankan oleh Beijing Hyundai, perusahaan patungan antara Hyundai Motor dan BAIC Motor China, bersama dengan dua pabrik di Beijing dan satu lagi di Changzhou.

Beijing Hyundai menghabiskan sekitar 1,6 triliun won (1,3 miliar dollar AS) untuk membangun pabrik Chongqing pada 2017. Pabrik, yang memiliki kapasitas produksi tahunan 300.000 unit, sebagian besar telah memproduksi model lokal Hyundai, seperti Verna dan Encino.

Penjualan Hyundai di China mengalami penurunan sejak 2016, ketika mencapai puncaknya pada 1,14 juta unit. Penjualan turun menjadi sekitar 385.000 unit pada tahun 2021.

Pangsa pasar gabungan Hyundai dan afiliasinya yang lebih kecil, Kia Corp., turun menjadi 1,7 persen tahun lalu dari 7,35 persen pada 2016.

Pengamat pasar mengutip pembalasan ekonomi Beijing terhadap Seoul sebagai faktor utama yang mempengaruhi bisnis Korea Selatan di China, yang datang sebagai protes atas penempatan sistem pertahanan rudal THAAD AS yang canggih di wilayahnya.

Hyundai menjual salah satu pabriknya di Beijing tahun lalu, dan kemudian diakuisisi oleh Li Auto, pembuat kendaraan listrik China, yang sebelumnya dikenal sebagai Lixiang Automotive.

Baca juga: Hyundai kembali masuk ke pasar otomotif Jepang

Baca juga: Genesis incar peningkatan 10 persen penjualan global tahun ini

Baca juga: Andalan Motor tambah diler Hyundai di Bogor, andalkan penjualan Creta
Pewarta:
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022