Kegiatan yang digelar pada Sabtu (6/3) itu diikuti 10 pengendara perempuan dengan berbagai latar belakang, generasi, serta minat yang berbeda.
"Royal Enfield berkomitmen memberikan pengalaman riding terbaik untuk semua pengendara dan penggemar otomotif, tanpa membeda-bedakan gender," ujar Head of International Business APAC, Royal Enfield Vimal Sumbly dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Kebersamaan di atas aspal menjadi pemicu kebahagiaan tersendiri bagi 10 pengendara perempuan yang mengikuti kegiatan tersebut. Menekuni hobi yang identik dengan dunia maskulin membuat para pengendara perempuan ini menjalin kedekatan yang lebih intim antara satu sama lain.
Meski dengan latar belakang berbeda, seperti atlet, wirausaha, ibu rumah tangga, hingga fotografer, mereka seakan langsung menjadi saudara ketika berada dibalik kemudi kuda besi. Royald Enfield memandang hal tersebut sebagai arti sisterhood on the road yang sesungguhnya.
“Riding adalah pelepasan dari rasa bosan, capai, ataupun kesal. Saya benar-benar bisa jadi diri sendiri, dan yang terpenting, riding bersama komunitas dan teman-teman membuat saya bahagia," ujar Pramita Dina Kesuma, ibu rumah tangga yang mengikuti kegiatan tersebut.
Perempuan yang akrab disapa Mita itu beberapa kali mengikuti riding dengan sesama pengendara perempuan dan komunitas motornya, bahkan hingga ke Dieng dan Bali.
Dia pun memberikan pesan untuk para pengendara perempuan pemula yang ingin menjajal motor gede untuk selalu melakukan persiapan sebelum menjalani riding jarak jauh.
"Yang terpenting adalah gunakan helm, sarung tangan, sepatu, jaket, celana khusus riding, serta protector. Tidak perlu malu kalau memang hobi riding, lakukan saja apa yang kita mau selama halnya positif, asal bukan untuk kebut-kebutan atau ugal-ugalan,” kata Mita.
Sementara itu, fotografer profesional Cassandra Gautama menilai pengalaman mengendarai motor menjadi lebih seru karena bisa membangkitkan adrenalin.
Dia pun berharap stigma bahwa dunia sepeda motor hanya milik kaum laki-laki dapat dihapus karena di zaman sekarang perempuan juga berhak memiliki komunitas sepeda motor sendiri.
“Stigma bahwa motor itu cuma buat laki-laki harus dihapus. Zaman sekarang perempuan punya mobilitas tinggi, berhak juga untuk punya komunitas motor sendiri. Tapi, yang penting mentalnya harus siap dan gear-nya juga harus pilih yang fungsional dan cocok dengan kebutuhan masing-masing,” ucap dia
Baca juga: Peningkatan pemberdayaan perempuan disebut solusi pandemi COVID-19
Baca juga: Film tentang wanita penuh daya di Hari Perempuan Internasional
Baca juga: Seruan Chelsea Islan di Hari Perempuan Internasional
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021