"Nissan berkomitmen untuk membuat mobilitas kendaraan listrik lebih aksesibel di ASEAN. Kami juga terus belajar dari pelanggan tentang apa yang sesuai dan tidak sesuai, serta terus bekerja dengan mitra-mitra lainnya di dunia untuk membangun rantai nilai, infrastruktur, dan inovasi untuk kendaraan listrik," kata Regional Vice President Nissan ASEAN Isao Sekiguchi dalam forum Nissan FUTURES yang digelar daring, Kamis.
Sesuai dengan tema diskusi bertajuk "Electrifying 250 million cars. An impossible dream?", Sekiguchi memaparkan pendapatnya mengenai elektrifikasi 250 juta mobil di kawasan ini.
Menurutnya, agar hal tersebut bisa tercapai, diperlukan kerja sama solid antara pihak swasta, pabrikan, dan pemerintah.
Baca juga: All-new Rogue mobil pertama Nissan pakai alumunium daur ulang
"Ini memerlukan (kolaborasi) semua pihak. Adopsi kendaraan listrik sudah dimotori pemerintah di beberapa negara, seperti pembatasan kendaraan berbahan bakar bensin atau solar," kata Sekiguchi.
"Di sisi lain, perusahaan otomotif juga mencoba membuat EV tersedia. Nissan ada teknologi yang meningkatkan gaya hidup pelanggan menjadi berkelanjutan," imbuhnya.
Sekiguchi menambahkan pihaknya terdorong oleh fakta bahwa konsumen di ASEAN melihat mobilitas berlistrik sebagai sarana yang layak untuk mendukung mereka agar lebih ramah lingkungan, dan untuk membantu mengurangi tekanan di kota-kota besar.
"Sebagai pelopor dalam mobilitas listrik, Nissan memenuhi komitmennya untuk membuat mobilitas berlistrik lebih dapat diakses oleh lebih banyak orang," kata Mantan President Director PT Nissan Motor Indonesia (NMI) itu.
Nissan sendiri telah memperkenalkan kendaraan listriknya ke Singapura, Malaysia, Thailand dan Indonesia, serta ke Hong Kong.
Thailand adalah negara pertama di luar Jepang yang memproduksi e-POWER, teknologi unik Nissan yang memberikan keseruan dalam mengemudikan kendaraan listrik, tetapi tanpa perlu mengisi daya.
Nissan Note e-POWER rencananya juga akan diboyong ke Singapura dan Hong Kong dalam beberapa bulan mendatang.
Keseriusan Nissan dalam pasar mobil listrik sendiri telah diumumkan pada Rabu (27/1) lalu, bahwa semua mobil baru yang dijual di pasar utama akan menggunakan penggerak listrik pada 2030, dengan tujuan dapat mempercepat target emisi netral karbon pada 2050.
Pasar utama yang dimaksud Nissan adalah Jepang, China, Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa.
Untuk melancarkan program itu, Nissan akan menggenjot teknologi baterai, termasuk baterai berjenis solid-state, serta terus mengembangkan teknologi e-Power untuk mobil hybrid mereka.
"Kami bertekad membantu menciptakan masyarakat yang netral karbon dan mempercepat upaya global melawan perubahan iklim," kata Chief Executive Officer Nissan, Makoto Uchida.
Rencana Nissan itu sejalan dengan upaya pabrikan otomotif global lainnya yang beralih dari mesin diesel ke mesin listrik maupun hybrid. Jepang bahkan ingin menghapus mobil berbahan bakar minyak pada tahun 2030 untuk beralih ke moda ramah lingkungan.
Baca juga: Nissan Note e-POWER laris manis, dipesan dua kali lipat dari target
Baca juga: Nissan kenalkan van listrik untuk kamping keluarga
Baca juga: Semua mobil baru Nissan berpenggerak listrik pada 2030
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021