Jakarta (ANTARA) - BMW sedang mengembangkan versi all-electric dari sedan 5 Series dan 7 Series, serta SUV entry-level X1, sebagaimana dilaporkan The Verge, dikutip Sabtu.

Hal ini membuat hampir semua mobil terpopuler BMW akan segera memiliki varian all-electric. Versi all-electric dari 3 Series, mobil BMW paling populer di AS, telah terlihat dalam pengujian, dan BMW i4 yang akan datang diharapkan masuk ke jajaran Series 4 selanjutnya.

Awal bulan ini, perusahaan mengungkapkan produksi iX3, versi all-electric dari SUV X3. BMW juga mengungkapkan SUV iNext, yang tampak mirip dengan X5 dengan bodi yang sedikit lebih besar.

Yang pasti, BMW tidak akan hanya menjual varian all-electric ini. Perusahaan masih akan membuat opsi hybrid bertenaga gas,hybrid ringan, dan plug-in. Tetapi BMW mengatakan sedang berusaha mengurangi jumlah rata-rata CO2 yang diproduksi kendaraannya setidaknya sepertiga selama 10 tahun ke depan.

Perusahaan memperkirakan akan ada lebih dari 7 juta kendaraan BMW Group yang “dialiri arus listrik” (termasuk yang berasal dari anak perusahaan seperti Mini) di jalan, dengan sekitar 4,6 juta di antaranya semuanya bertenaga listrik.

BMW mengklaim bahwa mereka juga berusaha untuk menciptakan "industri rantai pasokan yang paling berkelanjutan (sustainable)" untuk kendaraan listriknya, termasuk meminta pemasok baterai baru untuk menyetujui hanya menggunakan "100 persen green energy".

Ketua Oliver Zipse mengatakan perusahaan telah mengembangkan rencana sepuluh tahun terperinci dengan tujuan sementara tahunan untuk jangka waktu hingga 2030, dan BMW juga akan melaporkan kemajuannya setiap tahun dan mengukur dirinya terhadap target ini.

"Saya sangat yakin perjuangan melawan perubahan iklim dan bagaimana kita menggunakan sumber daya akan menentukan masa depan masyarakat kita - dan BMW Group. Sebagai perusahaan mobil premium, adalah ambisi kami untuk memimpin dalam keberlanjutan. Itulah sebabnya kami mengambil tanggung jawab di sini dan sekarang dan menjadikan masalah ini sebagai pusat dari arah strategis masa depan kami," kata Zipse.

Seperti banyak pembuat mobil lawas lainnya, BMW berlomba untuk mengungguli peraturan emisi yang ketat di Eropa dan China. Perusahaan ini pernah dipandang sebagai salah satu pelopor dalam lingkup kendaraan listrik. Namun, kiprah Tesla sedikit mengguncang posisi BMW karena dianggap memiliki target konsumen yang sama.


Baca juga: Panasonic ingin tingkatkan kapasitas baterai Tesla hingga 20 persen

Baca juga: Wuling Hong Guang Mini EV harganya Rp60 jutaan

Baca juga: SsangYong ungkap tampilan mobil listrik pertamanya
Pewarta:
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020