New Ertiga yang diproduksi dengan standar global itu diekspor dengan bentuk utuh (completely build-up/CBU) ke negara-negara Asia, Oseania, Amerika Selatan dan Karibia.
"Kami mengekspor ke 25 negara di dunia," kata General Manager Strategic Planning Dept PT Suzuki Indomobil Motor, Uchiki, kepada wartawan di Cikarang, Jawa Barat, Senin.
Uchiki menjelaskan bahwa Indonesia merupakan negara pilar ketiga bagi Suzuki global setelah Jepang dan India karena memiliki pasar yang besar sehingga membutuhkan pabrik berstandar dunia dengan kapasitas produksi yang maksimal untuk kebutuhan domestik dadn ekspor.
Pabrik Cikarang merupakan lini produksi kendaraan keempat Suzuki setelah pabrik Cakung, Tambun I dan Tambun II. Suzuki menanamkan investasi sekira Rp13 triliun (1 miliar dolar AS) untuk pabrik Cikarang yang beroperasi sejak 2015 dan menghasilkan perakitan 120 ribu unit per tahun, 71 ribu mesin dan 176 ribu unit transmisi.
"Investasi 1 milyar dolar AS untuk pabrik Cikarang karena ada masa depan yang bagus di Indonesia," tambah Uchiki.
Pabrik itu menggunakan 217 robot pada proses pengelasan (welding) guna menghasilkan produk yang presisi, efektif dan efisien, serta sudah menerapkan standar bahan bakar Euro IV untuk kendaraan Ertiga yang diekspor ke negara tertentu.
Selain memproduksi Ertiga, pabrik ini juga memproduksi mesin untuk Karimun Wagon dengan tipe mesin K10B. Mesin-mesin itu juga diekspor ke Thailand, Pakistan, Malaysia dan India.
Mesin-mesin berkode K dari Suzuki menggunakan bahan alumunium ringan yang memberikan tenaga responsif namun tetap irit bahan bakar sesuai standar global.
Adapun negara-negara yang menjadi tujuan ekspor Suzuki Ertiga di Asia dan Oseania antara lain Brunei, Timor Timur, Filipina, Thailand, Vietnam, dan Vanuatu.
Sedangkan negara tujuan ekspor ke Amerika Selatan dan Karibia adalah Uruguay, Trinidad&Tobago, Peru, Panama, Nikaragua, Honduras, Guatemala, Chile, Kosta Rika, Bolivia, Bermuda, Barbados, Lucia, El Salvador dan Dominica.
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018