Jakarta (ANTARA News) - Sepanjang tahun 2017, pasar mobil serbaguna kecil (low multi purpose vehicle/LMPV) semakin ramai dengan hadirnya pemain baru yaitu Mitsubishi Xpander dan Wuling Confero Series.
Kendati belum terlalu "menggoyang" penjualan model-model Avanza, Xenia dan Ertiga, yang lebih dahulu mengaspal di segmen ini, namun kehadiran Xpander dan Confero setidaknya memberikan warna baru dalam persaingan pasar LMPV, sekaligus menambah pilihan bagi konsumen pada tahun 2018.
Xpander menawarkan revolusi desain di segmen LMPV dengan model bodi lebih besar dan bergaya sporty sebagai salah satu senjata untuk bersaing dengan pemain-pemain lama. Sedangkan munculnya jenama China, Wuling Confero, juga menyuguhkan harga yang menggiurkan bagi calon konsumen yang akan berpindah dari sepeda motor ke alat transportasi roda empat.
Saat ini persaingan LMPV pun melebar, tidak hanya mobil fungsional yang memuat tujuh penumpang, barang, dengan konsumsi bahan bakar efisien dan praktis. Namun konsumen dari kelas menengah juga mengincar mobil-mobil Low MPV yang menawarkan desain bergaya atau sedikit bernuansa stylish dan sporty.
Bagi pabrikan yang bermain di segmen ini, Low MPV menawarkan market yang besar karena menyumbang penjualan 232.803 unit atau sekira 23 persen (tidak termasuk MPV menengah dan mewah) dari total 994.436 unit sepanjang Januari-November 2017.
Toyota menjadi raja di segmen Low MPV dengan produk "sejuta umat" Avanza yang terjual secara wholesales (pabrik ke diler) mencapai 109.529 unit sepanjang 11 bulan 2017, berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).
Daihatsu Xenia, Honda Mobilio dan Suzuki Ertiga menyusul di urutan dua hingga empat pada penjualan Low MPV terlaris.
Kendati Mitsubishi baru mengirimkan 8.329 unit Xpander hingga November 2017, namun angka pemesanan yang diklaim mencapai 40 ribu unit hingga awal Desember membuat mobil dengan desain baru bertema Dynamic Shield itu patut diperhitungkan pada tahun depan.
Selain itu, Wuling juga tengah berjuang mendobrak stigma mobil China melalui seri Confero yang terjual 3.918 unit hingga November dan diharapkan memembus 5.000 unit pada akhir tahun ini.
Fungsional atau Stylish?
Secara umum, LMPV merupakan jenis mobil fungsional yang mampu memuat banyak penumpang serta barang dan sering juga disebut minibus. Geliat MPV di Indonesia sudah terlihat sejak awal 90-an melalui Toyota Kijang, Isuzu Panther, Daihatsu Zebra hingga Suzuki Carry yang tersedia dalam beragam pilihan kapasitas mesin.
Tampilan mobil penumpang kecil pun berubah dengan hadirnya Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia pada pertengahan 2000-an, sedangkan Suzuki APV masih mempertahankan model "kotak" yang tersedia dalam versi penumpang dan kargo. Seluruh model itu sama-sama menawarkan aspek fungsionalitas.
Setelah 2012, Suzuki memperkenalkan Ertiga dan Honda menghadirkan Mobilo. Kedua mobil itu sejatinya menawarkan fungsionalitas mobil keluarga guna mengangkut tujuh penumpang namun dengan tampilan yang lebih bergaya.
Jika dilihat dari sisi depan, kedua mobil ini terlihat seperti perpaduan sedan hatchback dengan tiga baris penumpang. Pada Honda Mobilio sebelum versi facelift 2017, tampilan muka terlihat seperti Honda Brio.
Pergeseran model kembali terjadi pada 2017 setelah Mitsubishi ikut dalam "perang" pasar LMPV melalui Mitsubishi Xpander yang hadir dengan model terbesar dikelasnya. Sejumlah kalangan menilai bahwa Xpander merupakan Low MPV yang mendekati SUV.
Executive General Manager Toyota Astra Motor (TAM), Fransiskus Soerjopranoto, mengatakan Mobilio dan Xpander bisa saja mengisi segmen Low MPV yang stylish, kendati ia menekankan bawah Avanza akan tetap pada identitasnya sebagai mobil yang fungsional.
"Kami juga tidak mau meninggalkan segmen yang sudah ada sekarang karena komposisinya besar," kata Soerjopranoto pada pertemuan akhir tahun Toyota dengan wartawan di Jakarta pertengahan Desember ini.
Ia mengatakan pihaknya juga memiliki Veloz sebagai versi yang lebih bergaya dari Avanza untuk menyasar konsumen di segmen tersebut. "Velos bisa saja stylish. Tergantung mau bagaimana arahnya, sport atau dinamis," katanya.
Keyakinan Soerjo untuk tetap menjadikan Avanza sebagai kendaraan fungsional tentunya beralasan, karena Low MPV memiliki segmen calon pembeli pertama yang membutuhkan mobil fungsional. Sedangkan segmen SUV atau yang lebih bergaya umumnya dijadikan kendaraan tambahan atau mobil kedua di setiap keluarga.
Di sisi lain, Wuling Confero menempatkan diri sebagai pesaing mobil-mobil Low MPV fungsional dan mencoba merebut pasar dari LCGC tujuh penumpang kendati persaingan model terus melebar ke arah yang lebih bergaya.
Brand Manager Wuling Motors Indonesia, Dian Asmahani, menyatakan pihaknya hadir di Indonesia sebagai pilihan baru untuk calon konsumen. Salah satu senjata Wuling untuk bersaing adalah menyediakan mobil dengan harga terjangkau namun bertabur fitur.
"Mungkin dahulu pilihannya terbatas, tapi kami hadir sebagai pilihan baru," kata Dian Asmahani pada pengenalan Wuling Cortez di Sentul, Jawa Barat, pertengahan Desember 2017. "Bahkan kami cukup yakin dengan produk yang ada karena fitur yang cukup baru di kelasnya."
Pada 2018, pasar Low MPV diproyeksikan akan tetap menggeliat. Pabrikan-pabrikan di Indonesia kemungkinan akan meluncurkan versi terbaru dari lini produk mobil serbaguna tujuh penumpang mereka guna menatap persaingan harga dan desain dari fungsional ke arah stylish dan fitur-fitur terbaru pada 2018.
Pandangan konsumen
Segmen mobil kecil serbaguna memang selalu menjadi perhatian calon konsumen karena harga yang diklaim terjangkau untuk beberapa kalangan yang ingin membeli mobil pertama.
Selain harga, faktor merek, model dan kemudahan perawatan juga menjadi perhatian konsumen di segmen ini.
"Mobil murah (LCGC) memang menarik banget untuk saya yang baru pertama membeli mobil. Tapi mobil yang isinya tujuh penumpang begini lebih fungsional untuk membawa keluarga, jalan-jalan saat libur, atau pulang kampung sekalian," kata Umar, warga Cileungsi, Jawa Barat, yang baru membeli sebuah mobil LMPV yang diluncurkan pada pertengahan 2017.
"Enggak apa-apa lebih mahal dari yang itu (LCGC tujuh penumpang) karena butuhnya yang muat banyak, tapi juga punya gaya. Beli mobil susah sampai pakai kredit, jadi harus dapat semua...harga bagus, model baru, punya gaya, dan semoga tahan lama," sambung Umar.
Lain halnya dengan Suryono asal Tarumajaya, Bekasi, yang menjatuhkan pilihannya pada Low MPV yang fungsional, ketimbang model yang lebih bergaya.
"Mau modelnya seperti apa, yang penting mobil ini bisa membantu saya usaha sambil sesekali dibawa pulang kampung," kata Suryono yang membuka usaha makanan.
"Dahulu saya pakai motor untuk mondar-mandir ke pasar. Tapi lama-lama saya butuh angkutan yang lebih besar. Tidak mungkin saya sewa angkot terus-terusan kan?" katanya. "Saya berani saja, ambil kredit tenor maksimal supaya bisa ambil mobil, demi usaha juga."
MPV menengah ke atas
Persaingan mobil penumpang di segmen menengah ke atas memang tidak sebegitu ketat seperti pada pasar Low MPV.
Wholesales MPV menengah pada Januari-November 2017 sebanyak 78,369 unit, dengan Toyota sebagai pemimpin utama melalui Kijang Innova yang mendominasi hingga 56.397 unit diikuti Toyota All New Sienta sebanyak 14.899.
Penjualan Isuzu Panther, Nissan Grand Livina, hingga beberapa model di segmen atas seperti Mitsubishi Delica, Mazda Biante, Honda Oddysey hingga Chevrolet Orlando pun tidak memiliki penjualan yang begitu signifikan.
Untuk itu, Wuling mencoba memanfaatkan segmen MPV menengah dengan memperkenalkan Wuling Cortez yang dibekali mesin 1.800 cc dengan beragam fitur baru, salah satunya yang paling menonjol adalah sunroof.
"Segmen Cortez untuk konsumen menengah ke atas, intinya mereka yang lebih dewasa dari Confero. Pembeli pertama atau bukan, yang pasti ini untuk konsumen yang lebih dewasa," kata Brand Manager Wuling Motors Indonesia, Dian Asmahani.
"Strategi khusus tidak ada, tapi setiap meluncurkan produk, kami kasih yang terbaik untuk konsumen di segala sektor, termasuk dari produknya itu sendiri," kata Dian.
Wuling akan mengumumkan harga resmi Cortez pada kuartal awal 2018.
Adapun di segmen MPV kelas atas, Toyota Alphard mendominasi sendirian dengan penjualan 2.714 unit sepanjang 11 bulan 2017, atau melebihi total penjualan tahun lalu sebanyak 2.202 unit. Jumlah menjualan Alphard jauh mengungguli saingannya Nissan Serena atau Hyundai H-1.
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017