Beijing (ANTARA News) - Para ekskutif produsen mobil Asia yang memiliki pabrik di Inggris dan sebagian besar didirikan untuk ekspor ke Uni Eropa, mengatakan dapat memperlambat investasi di Inggris atau bahkan membekukannya, menyusul keputusan Inggris keluar dari blok beranggotakan 28 negara itu.
Produsen mobil termasuk Toyota dan Nissan, menjadi dua di antara produsen yang telah memperingatkan bahwa masa ketidakpastian akan terjadi setelah Brexit.
Toyota dan Nissan telah mengatakan jika Inggris tetap menjadi anggota Uni Eropa maka akan menguntungkan bisnis mereka, karena keputusan Brexit akan menciptakan tantangan baru untuk industri yang mempekerjakan 800 ribu orang di Inggris.
Meski demikian, Sunderland sebagai tempat Nissan beroperasi, merupakan salah satu konstituen yang mengejutkan para pengamat dengan mendukung keputusan Brexit.
"Kami tidak memiliki pilihan selain lebih berhati-hati dengan keputusan investasi kami termasuk memproduksi kendaraan baru atau mendesain ulang mobil di Inggris," kata salah seorang pejabat produsen mobil global yang memiliki kapasitas produksi di negara itu.
Tata Motors yang dimiliki oleh Jaguar Land Rover merupakan pabrikan otomotif terbesar di Inggris, disusul oleh Nissan, yang telah berdiri di Inggris di Inggris selama tiga dekade dan membuat 475 ribu mobil setahun di negara tersebut, yang sebagian besar diekspor ke Uni Eropa.
Menurut beberapa sumber yang dekat dengan perusahaan itu, Jaguar Land Rover telah memperkirakan keuntungan tahunan mereka berpotensi berkurang 1 miliar poundsterling pada akhir dekade ini sebagai dampak dari Brexit.
"Pertanyaan besar untuk produsen mobil ... adalah jenis perjanjian perdagangan dengan Uni Eropa yang akan dinegosiasikan. Itulah hal besar yang tidak diketahui," kata eksekutif produsen otomotif global lainnya, demikian Reuters.
Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016