Jakarta (ANTARA News) - Permintaan  mobil dengan kategori SUV (sport utility vehicle) yang tetap tumbuh tahun lalu, di tengah pasar otomotif yang lesu, menjadi angin segar bagi para pelaku bisnis dan industri otomotif di Tanah Air.

Di tengah permintaan pasar otomotif  yang turun sekitar 16 persen tahun 2015, pasar SUV - berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) tumbuh cukup signifikan yaitu 20 persen. Penjualan SUV  naik dari  108.799 unit pada 2014 menjadi 128.251 unit pada 2015.

Oleh karena itu, nampaknya para pemain otomotif dunia yang sudah bercokol di Indonesia, ramai-ramai meluncurkan produk SUV terbaru maupun sekedar penyegaran pada triwulan pertama tahun ini, antara lain All New Toyota Fortuner, All New Mitsubishi Pajero Sport, serta Daihatsu Terios dan Toyota Rush.

Bahkan di segmen premium Mercedez Benz meluncurkan SUVnya seri GLE belum lama ini. Sebelumnya tidak mau ketinggalan Honda turun dengan konsep SUV perkotaan  (city SUV) B-RV, setelah tahun lalu menghentak pasar dengan H-RV.

Di tengah maraknya SUV dengan model-model baru tersebut, konsumen dihadapkan pada banyak pilihan, baik di segmen premium, medium, maupun low. Oleh karena itu, buat konsumen yang menginginkan karakter SUV sejati juga perlu mengenal lebih dalam dan teliti spesifikasi mobil tersebut.

SUV atau Sport utility vehicle sebenarnya adalah jenis kendaraan penumpang yang menggabungkan dengan kemampuan membawa penumpang sekaligus barang dengan kelincahan seperti  pickup yang mampu menembus berbagai kondisi jalan, terutama yang kasar.

Biasanya mobil yang digolongkan sebagai SUV dilengkapi dengan penggerak empat roda (four wheels drive) agar bisa digunakan di berbagai kondisi jalan, termasuk untuk off-road.  Namun perkembangannya di Indonesia dalam beberapa  tahun terakhir banyak  mobil SUV di Indonesia tidak dilengkapi dengan penggerak empat roda. Mobil dengan karakter SUV dengan penggerak empat roda itu antara lain jeep, Toyota Fortuner, dan Mitsubishi Pajero Sport.

PT Toyota Astra Motor (TAM) yang dalam beberapa tahun memimpin pasar segmen SUV dengan kendaraan andalannya Toyota Rush dan Fortuner  optimistis pasar di segmen tersebut akan tumbuh, seiring makin banyaknya pemain otomotif dunia masuk ke segmen tersebut.

"Pasar (otomotif) pasti tumbuh meskipun mirip-mirip tipis dengan tahun lalu. Pembangunan infrastruktur yang disertai belanja pemerintah telah berdampak pada perbaikan ekonomi triwulan IV tahun lalu  dan akan berlanjut dampaknya pada tahun ini," ujar Wakil Presdir PT Toyota Astra Motor (TAM) Henry Tanoto.

Ia juga yakin SUV, di samping segmen low MPV (multi-purpose vehicle) bakal memberi kontribusi penjualan terbesar, meskipun pertumbuhan terbesar tetap pada segmen SUV.

Oleh karena itu, TAM menyegarkan kendaraan andalannya untuk mendulang volume penjualan di segmen SUV, yaitu Rush, untuk bersaing ketat dengan merek lain yang sudah lebih dulu agresif masuk dengan terobosan baru si city SUV.

"Sebagai kendaraan yang sejak awal dikembangkan dengan konsep real SUV, Rush dirancang dengan kerangka yang kokoh sehingga mampu menjelajahi berbagai medan, termasuk jalan dengan kontur light off road," kata Henry mengungkapkan alasan optimistis Rush bisa bersaing kuat di segmen SUV.

Apalagi, kata dia, dibandingkan merek lain, Toyota memiliki jaringan servis dan pemasaran yang lebih luas. “ Kami tidak hanya sekedar menjual produk tapi juga memberikan pengalaman terbaik bagi konsumen mulai dari sebelum membeli sampai purnajual," katanya.

Di sisi lain Honda dan Mitsubishi, juga membayangi dengan model SUV yang tidak bisa diabaikan. Direktur Pemasaran dan Purnajual PT Honda Prospect Motor (HPM) Jonfis Fandy menargetkan akan mendulang sukses kembali di segmen SUV dengan jagoannya H-RV dan B-RV.

"Tahun ini adalah tahun SUV.  Saat tahun 2000 kami memperkenalkan CR-V itu merupakan milestone penjualan SUV yang kami capai saat ini, yang telah berubah dari SUV menjadi crossover SUV," ujarnya.  Jonfis.

Ia mengklaim tahun lalu HPM memimpin pasar SUV sebesar 36 persen dengan penjualan sebanyak 46.888 unit dari total pasar segmen tersebut yang mencapai 129.503 pada 2015.

Namun baik Toyota dan saudaranya Daihatsu tidak gentar. "Kami sudah melakukan survei. Pelanggan Honda bukan pelanggan Daihatsu," Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Amelia Tjandra. Para pembeli produk Daihatsu Terios merupakan konsumen tipe analis yang lebih teliti memilih mobil. Sedangkan konsumen Honda, kata dia, cenderung bertipe ekspresionis yang ingin menunjukkan jati dirinya melalui mobil yang digunakan.

Terlepas dari ketidakkhawatiran pada pemimpin bisnis otomotif tersebut, persaingan di segmen SUV bakal semakin ketat dan membara, untuk menarik konsumen kelas menengah atas di Tanah Air yang tengah tumbuh.

Konsumen sendiri harus lebih cermat mempelajari kendaraan jenis SUV yang mereka akan beli, mengingat akibat pasar yang dinamis tidak sedikit suatu produk gagal karena kalah bersaing, kemudian tidak dilanjutkan produksinya.

Oleh karena itu life cycle suatu model dan merek yang disandangnya bisa menjadi salah satu pertimbangan penting dalam memilih kendaraan, tidak hanya bila harga jual kembali (resale value) menjadi perhatian, tapi juga ketersediaan suku cadang.

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016