Hal itu disampaikan CEO Lamborghini Jakarta Johnson Yaptonaga di sela-sela gelaran buka puasa bersama dengan awak media di bilangan Sudirman, Jakarta, Rabu.
"Penjualan bisa turun sampai 80 persen sepanjang tahun ini," kata Johnson.
Johnson menyebutkan kenaikan tarif pajak yang dikenakan terhadap mobil-mobil mewah juga kurang bersahabat terhadap bisnis yang digelutinya itu, menjadi salah satu penyebab lain ancaman terjun bebas penjualan Lamborghini di Indonesia tahun ini.
"Pajaknya naik dari 75 persen menjadi 125 persen, sekarang hampir tidak jualan sama sekali. Turun sekali," katanya.
Oleh karena itu, Johnson berharap agar nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bisa segera menguat sebelum akhir tahun 2015, agar dapat menyongsong 2016 dengan lebih optimistis.
Menghadapi kondisi yang kurang menguntungkan saat ini, Johnson mengaku pihaknya kini lebih banyak bermain di pasar otomotif mobil tangan kedua.
"Saya rasa semuanya sama, dunia otomotif karena ekonomi juga lagi kurang baik. Saya juga sendang bertahan di supercar dengan bermain lebih banyak di pasar mobil tangan kedua, jadi kami memutar yang sudah ada saja," pungkasnya.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015