Jakarta (ANTARA) - Hasil survei MarkPlus.Inc menunjukkan bahwa ada setidaknya empat segmen konsumen mobil di Indonesia, yakni segmen analis, realis, konformis, dan ekspresionis.

"Kita melihat segmentasi, ada empat segmen otomotif Indonesia yang kita pantau, yakni segmen analis, realis, konformis, dan ekspresionis," kata CEO MarkPlus.Inc Iwan Setiawan dalam diskusi Automotive Industry Roundtable: Navigating the Future of The 4W Industry di Jakarta, Rabu.

Survei untuk melihat segmentasi konsumen otomotif tersebut dilakukan pada 180 responden yang tersebar di wilayah Indonesia pada Agustus 2024.

Berikut segmen-segmen konsumen otomotif yang dipantau beserta karakteristiknya.

Segmen Analis (50,3 persen)

Menurut hasil survei, segmen analis merupakan segmen yang paling besar di Indonesia.

Konsumen tipe ini punya banyak pertimbangan dalam menentukan pilihan kendaraan. Mereka mempertimbangkan matang-matang berbagai aspek sebelum memutuskan untuk membeli mobil.

"Mereka ini rasional dan menganalisis berbagai hal, harga beli, harga jual nantinya, suku cadangnya mudah didapat atau tidak, purnajual, diskon berapa, dan lainnya," kata Iwan.

Iwan mengatakan, sebagian besar konsumen dalam segmen analis merupakan pembeli mobil pertama. Mereka paling banyak pembeli mobil terjangkau dan ramah lingkungan (Low Cost Green Car/LCGC).

Segmen Realis (33,7 persen)

Segmen realis mencakup konsumen yang mudah dipengaruhi oleh orang lain atau orang di sekitarnya.

Konsumen dalam segmen ini memiliki karakteristik unik. Kalau sudah merasa nyaman dengan suatu produk, mereka umumnya memaklumi harga yang ditawarkan.

"Realis ini lebih gampang dipengaruhi orang lain, mereka ini seperti 'saya mau ini, sudah coba enak, oke'. Sangat simpel, tidak memikirkan yang lain-lain," kata Iwan.

Segmen Ekspresionis (11,2 persen)

Konsumen dalam segmen ekspresionis sangat menyukai mobil yang dapat menunjukkan ekspresi atau presentasi diri.

"Ini merupakan segmen yang lumayan besar juga, mereka adalah yang melihat gaya, model, dan desain lebih penting dari pada fungsi atau utility dari mobilnya. Jadi dia lebih menganggap ini adalah ekspresi dari dirinya," kata Iwan.

Konsumen dalam segmen ekspresionis biasanya tidak ingin membeli mobil yang dipakai oleh banyak orang.

Segmen Konformis (4,7%)

Berkebalikan dengan segmen ekspresionis, konsumen dalam segmen konformis menganggap mobil yang paling banyak dipakai orang sebagai yang terbaik.

"Konformis ini sekarang sudah tidak banyak lagi seperti dahulu, mereka itu menganggap 'wah banyak ya di jalan, ini berarti baru mobil yang benar nih', mobil sejuta umat orang bilangnya," kata Iwan.

Baca juga: Suzuki tawarkan mobil hibrida sesuai kebutuhan konsumen

Baca juga: Incar konsumen kaya, Puma-Porsche kerja sama produk fesyen
​​​​​​​

Baca juga: LCGC dan mobil listrik dinilai masih jadi pilihan konsumen pada 2024

Pewarta:
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2024