Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Jepang telah meminta industri otomotif untuk mengembangkan teknologi keselamatan baru untuk membantu memerangi pengendara yang mengemudi ke arah yang salah di jalan raya.

Menurut berita lokal Nikkan Jodosha Shimbun, yang dilansir laman Drive, Kamis (8/8) waktu setempat, Kementerian Transportasi Jepang ingin menggunakan kombinasi teknologi yang tersedia untuk menghentikan mobil yang mengemudi ke arah yang salah di jalan raya, sekaligus memperingatkan pengemudi lain yang berada dalam bahaya.

Teknologi ini dapat menggabungkan navigasi satelit di dalam mobil, ponsel pintar, sistem pinggir jalan, dan CCTV untuk mengidentifikasi mobil yang melaju ke arah yang salah.

Baca juga: Pemberian SIM bagi anak usia di bawah 17 tahun dinilai berisiko

Populasi Jepang yang semakin menua, budaya “kebanggaan” terhadap sebuah mobil dan cara mengemudinya telah menyebabkan kecelakaan serius di jalan raya yang dilakukan oleh pengemudi lanjut usia terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir, sebagai persentase dari total kematian.

Kematian di jalan raya melibatkan mereka yang berusia 65 tahun ke atas kini mencapai hampir 55 persen dari seluruh kematian akibat kecelakaan lalu lintas.

Namun, secara keseluruhan, angka kematian yang berhubungan dengan jalan raya telah menurun drastis selama dua dekade terakhir, dari lebih dari 5.000 pada tahun 2008, menjadi kurang dari 3.000 antara tahun 2000 dan 2023.

Industri otomotif dan teknologi Jepang telah diminta oleh pihak berwenang untuk menciptakan dan menerapkan sistem keselamatan di tahun-tahun mendatang.

Baca juga: Menhub ingatkan masyarakat pentingnya keselamatan berkendara di PNKJ

Baca juga: IMI: Pelatihan "safety driving" penting kurangi kecelakaan mobil sport

Baca juga: Pelaksana pameran otomotif disarankan libatkan praktisi keselamatan

Pewarta:
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024