Jakarta (ANTARA) - Strategic Planning Dept. Head PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), Joshi Prasetya mengikuti keputusan pemerintah yang batal memberikan insentif untuk kendaraan di segmen hybrid pada tahun ini.
"Ya, kita terus mendukung apapun bentuk kebijakan dari pemerintah," kata Joshi Prasetya kepada awak media di Jakarta, Jumat (9/8).
Meski insentif tersebut batal diberikan untuk kendaraan-kendaraan hybrid di Indonesia, PT SIS akan terus senantiasa menghadirkan kendaraan tersebut bagi konsumen setia mereka.
Baca juga: Suzuki pajang 3 mobil hybrid di GIIAS 2024
Pasalnya, kendaraan segmen hybrid menurut dia tidak kalah penting dalam menyumbangkan kontribusi di penjualan otomotif nasional. Selain itu, kendaraan ini juga turut memberikan sumbangsihnya dalam menekan polusi yang ada saat ini.
"Kalau kita itu, berikan pilihan kendaraan yang memang sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi sebagai alat transportasi yang sesuai dengan keinginan konsumen dan pemerintah untuk urusan dalam mencegah polusi," ujar dia.
Sehingga, tidak mengherankan jika kendaraan hybrid yang disajikan oleh Suzuki mendapatkan sambutan yang baik karena memiliki harga yang cukup terjangkau dan juga perawatan yang lebih hemat.
Baca juga: Strategi Suzuki masuk ke segmen elektrifikasi global
Berbagai kendaraan hybrid yang dipasarkan oleh Suzuki di pasar otomotif Indonesia, di antaranya adalah XL-7 Hybrid, Ertiga Hybrid dan Grand Vitara Hybrid. Terbukti salah satu kendaraan hybrid tersebut sempat merajai penjualan hybrid di kelasnya yakni XL7.
Pada kurun waktu Januari hingga Juni 2024, XL7 Hybrid mencatat penjualan yang cukup positif yakni sebesar 4.945 unit yang diikuti dengan Toyota Yaris Cross Hybrid 2.077 unit dan juga Honda CR-V e:HEV sebanyak 1.639 unit.
Baca juga: Selain versi EV, Suzuki pertimbangkan Jimny varian pikap dan hybrid
Baca juga: Penjualan Suzuki naik, didominasi mobil hybrid
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024