Jakarta (ANTARA News) - Sepanjang perjalanan uji mengemudi sedan All New Corolla Altis dari Jakarta ke Bandung, tersimpan tanya mengapa Toyota masih memasarkan model yang penjualannya relatif kecil.

Terbilang kecil, karena Toyota biasa mampu memasarkan mobil dengan jumlah besar, seperti Avanza yang mencapai 17.000-18.000 unit/bulan dan Kijang Innova yang masih digemari dengan angka penjualan 5.000 - 6.000 unit/bulan. Kemudian di segmen sedan, Toyota memiliki Vios/Limo dengan penjualan di atas 1.000 unit/bulan dan Camry yang memimpin pasar sedan medium.

Sementara penjualan Corolla Altis rata-rata masih di bawah 150 unit/bulan dengan total penjualan selama 2013 sebanyak 1.360 unit. Jumlah itu jauh lebih rendah dibandingkan Vios/Limo yang mencapai lebih dari 10 ribu dan Camry yang mencapai lebih dari 2.300 unit.

"Tahun lalu kami memang tidak melakukan gerakan (promosi) apapun untuk Corolla Altis," kata GM Perencana Perusahaan dan Hubungan Masyarakat PT Toyota Astra Motor (TAM) Widyawati yang menemani sejumlah wartwawan dalam uji mengemudi All New Corolla Altis, di Bandung 23-25 Januari 2014. 

Namun tahun ini, melalui "full model change" All New Corolla Altis, ia optimistis penjualan model tersebut akan meningkat, karena selain desain yang lebih modern dan prestise, Corolla memiliki pelanggan setia yang tidak mudah beralih ke merek lain. Sejarah Corolla Bisa jadi memang banyak pemakai setia Corolla di Indonesia, mengingat mobil tersebut pertama kali dipasarkan dan bahkan dirakit di Indonesia pada 1971.

Corolla kala itu menjadi mobil yang banyak diminati para tuan tanah di sekitar Jakarta, sehingga dijuluki Corbet (Corolla Betawi).

Mengikuti perkembangan dunia, wajah Corolla yang dipasarkan di Indonesia juga berubah pada 1975 melalui Corvet (Corolla Veteran). Julukan itu diberikan karena banyak penggunanya adalah kalangan pensiunan angkatan bersenjata. 

Baru pada 1980, muncul Corolla DX dengan mesin 1.300cc, empat silinder, berdaya maksimum 74 dk, yang menjadi "best seller" Toyota sampai tahun 1984 dengan penjualan rata-rata di atas 4.000 unit/tahun.

Kemudian tahun 1983 Corolla mengalami perubahan signifikan dari sedan RWD (Rear Wheel Drive) menjadi FWD (Front Wheel Drive) dalan wujud Corolla GL/SE. Lalu tahun 1987 muncul Corolla Twin Cam/Liftback dengan mesin 1.300 dan 1.600cc.

Sebelum "full model change" menjadi Corolla Altis pada 2001, ada satu hit lagi yang membuat model tersebut melekat di hati masyarakat Indonesia, melalui Great Corolla yang diluncurkan tahun 1992. Model Great Corolla mendulang penjualan tertinggi sepanjang keberadaan mobil tersebut di Indonesia dengan dengan angka penjualan sebesar 7.022 unit pada 1994. 

Loyalis 

Direktur Pemasaran TAM Rachmat Samulo mengatakan sejak 1971 sampai tahun lalu penjualan Corolla di Indonesia telah mencapai lebih dari 141 ribu unit.

"Corolla merupakan sedan fenomenal Toyota, tidak hanya di Indonesia, tapi di dunia," ujarnya. Sejak pertama kali diproduksi Toyota di dunia pada 1966, penjualan Corolla telah menembus angka lebih dari 40 juta unit. 

"Di Indonesia, Corolla memiliki pelanggan yang loyal, yang menjadi 'repeat customer' sehingga tidak sulit memasarkan mobil ini," kata Widyawati menambahkan.

Menurut dia, para loyalis itu selalu mengganti mobilnya, bila muncul Corolla terbaru. "Para loyalis inilah yang harus kami jaga. Mereka tidak mudah beralih ke merek lain," ujar Widyawati. Oleh karena itulah, pihaknya tidak khawatir menghadapi persaingan di segmen "small sedan" yang kecil. 

Di segmen tersebut ada Honda Civic, Ford Focus, Mitsubishi Lancer, dan Subaru Imprezza yang siap berebut pasar dengan All New Corolla Altis. (*)
Pewarta:
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014