Jakarta (ANTARA) - Selain berkecimpung di pasar kendaraan listrik, Hyundai Motors Indonesia juga mengembangkan industri stasiun pengisian daya baterai mobil listrik di beberapa titik di Indonesia.
 
“Terima kasih kepada pemerintah karena kami dapat berkontribusi dengan menyediakan hampir 3 ribu infrastruktur pengisian daya baterai di Indonesia,” kata COO Hyundai Motors Indonesia Fransiscus Soerjopranoto di acara “Indonesia Sustainability Forum” di Jakarta, Kamis.
 
Untuk mengimplementasikan hal tersebut, Hyundai telah menyediakan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum atau SPKLU di berbagai kota, mulai dari Jadetabek, Surabaya, Tasikmalaya, dan lainnya.

Baca juga: PLN dan Hyundai sepakat percepat ekosistem kendaraan listrik di Bali

Terbaru, Hyundai Indonesia menyediakan SPKLU di 52 mal Indonesia dengan fasilitas EV (Electric Vehicle) berbasis pengisian cepat.
 
Selain itu, Hyundai juga menginvestasikan dana hingga 1,5 juta dolar atau sekitar Rp23 miliar sejak 2020 untuk produksi kendaraan listrik di Indonesia. Mereka juga bermitra dengan suplier baterai dari LG dengan total investasi lebih dari 3 juta dolar atau sekitar Rp46 miliar.
 
“Untuk Hyundai, ada tiga (jenis) teknologi terbaik, di antaranya adalah desain serta performa kendaraan dan baterai yang digunakan” kata pria yang sudah berkarier di industri otomotif sejak 28 tahun silam tersebut.
 
Oleh karena itu, Hyundai Indonesia juga menghadirkan kendaraan listrik BEV atau mobil listrik murni yang sepenuhnya mengandalkan tenaga baterai untuk bergerak dan pengisian daya dilakukan melalui external charger, sehingga menghasilkan emisi nol persen saat berkendara.

Baca juga: Alasan Hyundai segarkan Stargazer dengan label X di belakangnya

Untuk seri tersebut, Hyundai memiliki model Kona Electric dan IONIQ di pasar Indonesia.
“Rasio kepemilikan mobil (listrik) kurang dari 100 per 1.000 populasi orang. Jadi, angka ini lebih rendah dibandingkan Singapura, Thailand, dan Brunei,” kata Fransiscus mengenai pasar mobil listrik di Indonesia.
 
Fransiscus yang akrab disapa Soerjo menilai industri kendaraan listrik di Indonesia, khususnya mobil, berpotensi besar bagi Hyundai. Bonus demografi Indonesia memiliki peluang untuk meningkatkan jumlah pembelian kendaraan listrik, dan Hyundai yakin dapat mengisi pasar otomotif di Indonesia secara intensif.
 
Dengan demikian, kata Fransiscus, Hyundai berkomitmen sebagai salah satu penyedia produk kendaraan listrik di Indonesia dan berkolaborasi dengan penyedia baterai serta menghadirkan infrastruktur SPLKU.
 
“Kami tidak dapat menghindari adanya kompetisi di antara jenama otomotif serupa. Oleh karena itu, inovasi yang dihadirkan sangat penting (untuk menjadi pembeda),” kata Fransiscus menegaskan.

Baca juga: Berkendara Yogyakarta - Solo dengan Stargazer X

Baca juga: Penjualan kendaraan Hyundai dan Kia naik 6 persen di AS pada Agustus
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2023