Beijing (ANTARA News)  - Toyota Motor Corp. sedang berjuang membangkitkan kembali penjualan produk-produknya di China seiring masalah diplomatik antara Jepang dan China yang semakin meningkat.

Salah satu pemimpin senior Toyota, seperti dikutip Reuters, mengatakan angka penjualan pabrikan itu di China pada November mencapai 60 ribu kendaraan menurun sekitar 33 persen dibanding November 2011 yang mencapai 81.800 kendaraan.

Meskipun penurunan angka penjualan itu tidak separah September dan Oktober, narasumber anonim itu mengatakan, "jauh dari angka penjualan normal dan target penjualan kami."

Permintaan mobil-mobil merek Jepang di China pada September dan Oktober anjlok hingga separuh dari angka rata-rata yang disebut narasumber itu "Mungkin sebelum  Maret atau April (2013)  penjualan kembali ke pertumbuhan pra-September." Hal serupa dikemukakan merek-merek Jepang lainnya.

Sebelumnya, Toyota, seperti halnya merek-merek mobil Jepang yang lain, mengalami penurunan persentase penjualan signifikan yaitu 50 persen pada September dan 44 persen pada Oktober.

Protes keras dan ajakan boikot produk Jepang merebak di China pada pertengahan September setelah kedua negara itu saling mengklaim pulau yang terletak di laut antar kedua negara itu dan disebut Diaoyu oleh China atau Senkaku oleh Jepang.

Toyota diperkirakan tidak mampu memenuhi target penjualan kendaraan di China sebesar satu juta mobil seperti yang diumumkan perusahaan yang bermarkas di Prefektur Aichi itu pada awal 2012.

Kasus protes anti-Jepang yang paling terkenal adalah ketika seorang warga China diserang massa gara-gara mengendarai Toyota. Korban luka berat dan akhirnya lumpuh sebagian.

(I026)



Penerjemah: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2012