Akibat banjir tersebut penjualan Toyota di Indonesia anjlok lebih dari 50 persen pada November dibandingkan bulan sebelumnya.
Pada bulan lalu penjualan Toyota hanya 15.256 unit, turun 51,2 persen dibandingkan Oktober yang menembus angka 31.191 unit.
Bahkan Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Joko Trisanyoto memperkirakan pada Desember pun penjualan belum pulih ke angka yang dicapai pada Oktober. "Kita memperkirakan penjualan sekitar 23 ribu unit bulan ini," katanya.
Diperkirakan penjualan dan produksi Toyota di Indonesia akan pulih pada Pebruari 2012. Joko mengakui, sekitar 15 persen penjualan TAM mengandalkan pasokan mobil dari Thailand, terutama sedan dan pick-up.
"Namun produksi (Toyota) Innova juga terganggu, karena ada beberapa komponen yang diimpor dari Thailand," katanya.
Berkah
Kendati banjir memporakporandakan produksi komponen dan mobil di Thailand, Presdir Toyota Motor Corp (TMC) Akio Toyoda menegaskan tidak akan meninggalkan negeri itu.
"Kami akan bekerja sama dengan orang-orang lokal untuk memulihkan keadaan. Kami tidak akan meninggalkan Thailand," ujarnya kepada pers mancanegara yang hadir di booth Toyota pada ajang Tokyo Motor Show (TMS) akhir November lalu.
Namun banjir yang melanda "Negeri Gajah Putih" itu menyadarkan TMC bahwa produsen otomotif di Jepang itu tidak bisa hanya mengandalkan Thailand sebagai basis produksi mobil dan komponennya di negeri itu.
TMC juga perlu mencari negara lain sebagai pengimbang resiko (balance risk) bila terjadi bencana di negara yang menjadi basis produksinya.
"Indonesia berpeluang untuk itu dan kini telah menjadi prioritas (bisnis) Toyota khususnya di kawasan Asia Tenggara," kata Presdir PT Toyota Astra Motor (TAM) Johnny Darmawan, yang merupakan mitra lokal TMC di Indonesia.
Untuk tahap awal, dalam kunjungan Akio Toyoda ke Jakarta Juli lalu, ia menyatakan komitmen Toyota untuk menambah investasi sekitar Rp2,9 triliun. Dana sebesar itu akan digunakan untuk memperluas pabrik perakitan mobil di Karawang, Jawa Barat, dari 110 ribu unit menjadi 180 ribu unit pada 2012.
Tidak itu saja, dalam temu ramah tamah di sela-sela kunjungan sejumlah wartawan Indonesia ke berbagai fasilitas produksi dan uji yang dimiliki TMC di Jepang, Eksekutif Wapresdir TMC Takeshi Uchiyamada, mengatakan pihaknya akan meningkatkan pembelian komponen lokal di Indonesia.
"Kami tengah berpikir untuk meningkatkan kegiatan sumber-sumber komponen lokal, dengan membeli dari pemasok lokal," ujarnya di Shizouka, Jepang, awal Desember.
Langkah itu, bukti awal keseriusan TMC untuk membangun industri otomotif yang kuat di Indonesia, dengan mengembangkan pemasok komponen lokal, sehingga industri pendukung pun tumbuh.
"Kami ingin membantu anda (Indonesia) meningkatkan kemampuan pemasok komponen lokal, agar Indonesia bisa menjadi basis produksi, bukan hanya sekedar mengembangkan pabrik perakitan," katanya menegaskan.
Bahkan Uchiyamada menegaskan kalaupun nantinya TMC mempercayakan model baru untuk diproduksi di Indonesia, maka mobil tersebut juga akan diekspor ke mancanegara.
Kesempatan Emas
Johnny Darmawan yang menjadi mitra lokal TMC melalui PT Astra Internasional Tbk menilai kembalinya Indonesia pada pusat pertimbangan bisnis global Toyota merupakan kesempatan emas yang harus diambil dan dimanfaatkan untuk membangun industri otomotif yang kuat.
"Dulu Indonesia sangat diharapkan, tapi pemerintah kurang merespon, sehingga akhirnya TMC membesarkan Thailand yang dinilai lebih siap," katanya.
Oleh karena itu, dengan kembalinya kepercayaan TMC untuk memperluas pabriknya di Indonesia, Johnny berharap pemerintah menanggapi dengan kebijakan yang kondusif, seperti insentif, dan memperkuat pembangunan infrastruktur baik jalan, pelabuhan, maupun energi.
"Peluang sudah di depan mata, jangan sampai lepas lagi," ujar Johnny yang juga salah satu Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor di Indonesia (Gaikindo).
Menurut dia, dengan bertambahnya investasi TMC di Indonesia akan mendorong efek berantai masuk dan bertambahnya investasi perusahan-perusahaan komponen. Ia memperkirakan efek berantai investasinya lebih besar dari penambahan investasi dari TMC sendiri.
"Satu perusahaan komponen saja bisa menambah investasi sekitar Rp3 triliun, belum investasi dari perusahaan distribusi (dealer), logistik, dan pergudangan," katanya.
Ia mengatakan pengembangan basis industri komponen lokal bagi perusahaan otomotif sangat penting untuk meningkat daya saing, meskipun ada perjanjian perdagangan bebas ASEAN (AFTA).
"AFTA hanya memberi keuntungan pajak, tapi tidak dari sisi penurunan biaya produksi. Jadi kita (perusahaan otomotif) tidak mungkin bersaing bila tidak melakukan lokalisasi," ujar Johnny.
Ia mengatakan saat ini Grup Toyota telah memiliki kapasitas perakitan yang cukup besar yaitu sekitar 600 ribu unit per tahun melalui yang juga Wakil Presdir, perusahaan perakitan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). TMMIN, PT Astra Daihatsu Motor, dan Hino truk.
"Bila basis produksinya bisa mencapai satu juta unit per tahun seperti Thailand, dan basis komponennya kuat, TMC tidak akan pernah meninggalkan Indonesia," ujar Johnny.
(R016/Z002)
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011