"Amanat Presiden Joko Widodo yang ingin menggunakan kendaraan listrik sebagai operasional selama KTT G20 menjadi ajang pembuktian industri otomotif Indonesia sudah maju dan siap menjadi basis pengembangan kendaraan listrik di Indonesia," kata Marketing Head of PT Sokonindo Automobile, Achmad Rofiqi dalam siaran resmi, Jumat.
"DFSK sudah ikut serta dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air dengan memasarkan DFSK Gelora E yang 100 persen ditenagai oleh baterai dan menjadi kendaraan komersial listrik ringan pertama di Indonesia,” kata Achmad Rofiqi.
Baca juga: Chery Tiggo segera masuk ke pasar Indonesia
Sebelumnya, untuk mendukung KTT G20, PLN telah meluncurkan program SPKLU Ultra Fast Charging di beberapa titik di Bali yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.
DFSK juga turut serta dalam kegiatan yang berlangsung di Central Parkir ITDC Nusa Dua tersebut dengan memboyong DFSK Gelora E.
Untuk itu, DFSK menyatakan siap membantu kelancaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 dari segi mobilitas (shuttle) dan logistik melalui armada Gelora E Minibus dan Blind Van.
DFSK Gelora E memiliki dimensi 4.500mm x 1.680mm x 2.000mm (PxLxT). DFSK Gelora E Minibus hadir dengan kapasitas 7 penumpang dan bisa dimaksimalkan lebih banyak penumpang lagi. Model Minibus itu cocok digunakan sebagai kendaraan angkutan shuttle di lingkungan KTT G20 dan tentunya nyaman dan ramah lingkungan untuk digunakan karena bebas polusi.
Varian lain adalah DFSK Gelora E Blind van yang didukung dengan panjang kabin mencapai 2,63m (luas 4,8 meter kubik). Kabin yang lapang bisa diandalkan untuk meningkatkan kapasitas kargo dan cocok untuk kebutuhan logistik, mengantarkan berbagai jenis barang yang dibutuhkan selama penyelenggaraan KTT G20.
Baterai yang digunakan sudah berteknologi Lithium-ion dengan kapasitas 42 kWH, dan sanggup untuk menyuplai energi DFSK Gelora E sejauh 300 KM (berdasarkan metode pengujian New European Driving Cycle/NEDC). Untuk pengisiannya tidak memerlukan waktu yang lama berkat dukungan fast charging sehingga pengisian daya 20 persen- 80 persen hanya membutuhkan waktu 80 menit.
DFSK Gelora E cukup membutuhkan biaya energi sebesar Rp200 per kilometer, atau setara dengan 1/3 dari biaya operasional kendaraan komersial konvensional bermesin bakar.
Baca juga: Ekspor DFSK melonjak 80 persen
Baca juga: DFSK hadirkan program "DFSK Siaga Mudik"
Baca juga: Mudik pakai mobil pribadi? Ini tips DFSK agar perjalanan aman & nyaman
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022