Solo (ANTARA) - Krisis semi konduktor yang tak kunjung usai, membuat banyak kendaraan Honda mengalami hambatan produksi yang menyebabkan konsumen harus bersabar untuk menunggu kendaraan yang mereka pesan terlebih yang membutuhkan banyak teknologi canggih di dalamnya.

Baca juga: PPnBM tak kunjung pasti, pemesanan mobil Honda turun 50 persen

"Produksi kami belum stabil, terlebih Honda Sensing itu chip semikondutornya banyak sekali," ungkap Business Innovation and Sales & Marketing Director PT HPM Yusak Billy pada saat sesi Meida Test Drive all new Honda BR-V di Ungaran, Jawa Tengah, Selasa (11/1).

Dengan begitu, pihak dari Honda Prospect Motor (HPM) tidak tinggal diam. Perusahaan ini terus memantau perkembangan mengenai isu krisis ini yang menyebabkan penumpukan antrian di dapur produksi.

"Kalau kapasitas produksi kita ada, tapi kan partsnya gak ada, itu yang membuat produksi kami bermasalah, dan kami terus memonitor supply part-nya," kata dia.

Dalam hal ini, dia menyampaikan bahwa dampak yang sangat terasa itu dialami oleh Honda Mobilio sehingga dengan terpaksa untuk parts yang tersedia dialihkan untuk Honda Brio yang memiliki kontribusi yang cukup tinggi untuk Honda.

"Makannya kenapa Mobilio drop (wholesales), karena komponennya banyak yang sama dengan Brio. Sehingga kita lebih mengutamakan Brio dulu," jelas dia.

Mobil yang masuk segmen Lom Multi Purpose Vehcile (LMPV) ini pertama kali diperkanalkan pada 20014 lalu, pesaing dari Toyota Avanza ini memiliki dimensi panjang 4.386-4.398 mm x lebar 1.683 mm dan 1.603 mm tinggi dengan sistem penggerak roda depan.


Baca juga: Taiwan-Jepang akan kerja sama untuk semikonduktor

Baca juga: Produksi mobil di Inggris masuki titik terendah karena krisis chip

Baca juga: Ford dan GM mendaptkan hasil minus selama krisis semikonduktor
Pewarta:
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022