London (ANTARA News) - Sejumlah produsen mobil dunia pada pameran otomotif dunia di Frankfurt dan Tokyo berlomba adu teknologi untuk menciptakan mobil otonom atau swakemudi yang akan menjadi kendaraan masa depan.

Pada Frankfurt Auto Show, Ford Motor Co meluncurkan fitur yang memungkinkan pengemudi mengatur kendaraan untuk melaju pada batas kecepatan tertentu dengan bantuan kamera dan perangkat lunak yang mampu bereaksi terhadap tanda dan marka jalan untuk mempercepat atau memperlambat laju kendaraan.

Fitur tersebut tersedia pada model Ford di Eropa namun ironisnya tidak ada di Amerika Serikat, negara asal Ford, karena rambu-rambu jalan di Amarika banyak yang beda dan kerap tertutup semak-semak.

Cara mengemudi otonom ini membutuhkan beberapa dekade untuk menyelesaikannya, kata sejumlah ahli otomotif.

Sementara itu, kemajuan fitur mengemudi "semi-otonom" ternyata memerlukan pengawasan serta menimbulkan pertarungan antar produsen otomotif untuk meluncurkan fitur tercanggih.

Produsen mobil berharap fitur semi-otonom dari waktu ke waktu akan makin membantu pengemudi, kendati ada juga yang menganggap fitur ini memicu ketakutan karena kendaraan akan mempercepat laju, mengarahkan dan berhenti sendiri, yang bisa saja mempengaruhi hidup dan mati.

Untuk jangka pendek, produsen mobil ingin fitur ini membuat berkendara menjadi lebih nyaman dan produsen  semakin untung.

"Orang-orang suka fitur yang membuat berkendara lebih mudah, lebih aman dan lebih menyenangkan. Pertanyaannya, apa yang akan dibayar pelanggan untuk mereka?" kata Joseph Vitale Jr yang memimpin konsultasi otomotif global untuk Deloitte Touche Tohmatsu dilansir dari Reuters, Senin.

Ford Active Speed Limiter dihargai 560 euro (602,78 dolar AS) sehingga terlalu dini untuk mengatakan bahwa fitur ini akan populer.

Yang diuntungkan dari proyek ini adalah produsen sensor elektronik, kamera, dan perangkat lunak yang menunjang konsep swakemudi di antaranya Jerman Continental AG, Israel Mobileye Vision Technologies serta raksasa teknologi seperti Google, Apple, Samsung Electronics Co, dan Sony Corp.

Bahkan di Silicon Valley Nvidia Corp segmen perangkat otomotif tumbuh pesat kendati yang terbesar masih video game.

"Kami digunakan lebih dari 8 juta mobil di jalan pada hari ini dan akan berada lebih dari 30 juta pengguna dalam tiga sampai empat tahun ke depan," kata Jen-Hsun Huang, presiden dan CEO Nvidia. "Mobil masa depan akan merasakan dan memahami bagaimana dunia di sekitar mereka bergerak."

"Hal gila"
Fitur untuk membantu pengemudi menghadapi kemacetan lalu lintas tersedia pada Mercedes-Benz S-Class 2014. Kini suda tersedia beberapa model Mercedes bersistem Intelligent Drive tersebut, yang memungkinkan kendaraan melaju sendirian pada kecepatan rendah di kemacetan lalu lintas dan pengemudi tidak perlu melakukan pengereman konstan.

BMW, Honda Motor Co, dan Hyundai Motor Co akan segera memperkenalkan fitur serupa.

Silicon Valley Tesla Motors baru-baru ini membuat terobosan baru dengan menempatkan fitur "autopilot" yang bisa diunduh untuk model terbaru, mirip update perangkat lunak pada smartphone dan tablet.

Inti dari Autopilot adalah membiarkan mobil melaju sendirian kendati Tesla meyakinkan bahwa pengemudi tidak melepaskan kendali sepenuhnya.

Pada pertemuan investor baru-baru ini, Tesla CEO Elon Musk mengatakan melihat beberapa video yang "cukup gila" di YouTube dari pemilik Tesla yang mengemudi dengan autopilot.

"Ini tidak baik, Kami akan menempatkan beberapa kendala tambahan pada saat autopilot dapat diaktifkan untuk meminimalkan kemungkinan orang melakukan hal-hal gila,"

Kuasai tombol
Bagi konsumen yang menggunakan mobil pertama dengan fitur semi-otonom memiliki dua sisi yaitu, menarik dan menakutkan, terutama bagi mereka yang belum merasakan teknologi mobil baru dalam beberapa tahun terakhir.

"Saya tidak tahu ada hal semacam ini," kata Mark Goldsmith, seorang penulis berita TV di Tokyo. "Saya mengendarai Jeep selama 15 tahun yang hanya memiliki cruise control."

Goldsmith baru-baru ini menjual Jeepnya untuk membeli Volvo 2015 dengan sebutan "V40 T5 R-desain" yang memiliki beberapa fitur mengemudi semi-otonom termasuk cruise control adaptif, peringatan jarak, sistem informasi blind-spot, driver alert system, lane-keeping aid, road-sign information, anti-skid system dan parking assist dengan harga total mobil hampir 31ribu dolar AS.

Konsumen lainnya, Kirstin Houser, manajer komunikasi di Frankfurt, mengatakan cara untuk beradaptasi dengan teknologi baru makan waktu dan seolah belajar mengemudi. Dia memakai Mercedes E-Klasse Kombi 2015.

"Ada terlalu banyak tombol dan peringatan di kolom kemudi, ditekan, ditarik, diputar, ditahan, dan lain lain. Pada saat saya akan mengingat apa yang akan digunakan, ternyata sudah banyak deretan mobil di belakang saya yang membunyikan klakson,"katanya.

"Mengemudi dengan aman juga memahami mekanisme mobil, cara kita mengemudi telah mengakar dan sulit untuk terpisahkan," katanya.

Target 2020
Ford pada saat menambahkan fitur parkir pada beberapa model menemukan bahwa mobil bisa parkir otomatis di tempat-tempat yang padat, namun banyak pengemudi tidak bisa mengeluarkan mobil dari parkiran.

Ford kemudian membuat ulang perangkat lunak untuk menambah kemampuan Active Park Assist yang dihargai 395 dolar AS di Amerika dan 350 euro di Eropa.

BMW 7 Series memiliki fitur self-parking jarak jauh yang memungkinkan mobil parkir sendiri. Pengemudi hanya cukup menekan tombol pada kunci dan mobil akan mengambil alih.

Google menyelenggarakan diskusi dengan setengah lusin perusahaan mobil untuk meluncurkan swakemudi pada tahun 2020.

Pada tahun yang sama, tiga raksasa Jepang, Toyota, Nissan Motor Co dan Honda menargetkan pada Tokyo Olimpiade Musim Panas untuk memulai dan menampilkan mobil swakemudi di lalu lintas kota. Olimpiade 2020 akan menjadi ajang kompetisi otomotif dan atletik.

"Kami mempertahankan harapan kami bahwa pengemudi akan tetap mengendalikan mobil mereka pada tahun 2020," cetus Moritaka Yoshida, kepala kantor teknologi keselamatan Toyota.

Model Lexus GS450 SX mampu berjalan swakemudi dengan lancar di lalu lintas padat menggunakan kamera, radar, dan sensor pindah jalur.

Robot Taxi juga berencana menyebarkan 3.000 taksi swakemudi yang bisa dugunakan atlet, tamu VIP dan wisatawan dengan aplikasi smartphone.

"Ini bukan tentang mobil," kata ketua perusahaan Hisashi Taniguchi kepada Reuters. "Kami akan menghasilkan pendapatan dari layanan kendaraan swakemudi dan mengumpulkan dana dari pengguna. Ini tentang aplikasi, dan berapa banyak orang menggunakannya."

Oleh
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015