Langkah ini merupakan wujud dukungan Volkswagen sebagai salah satu raksasa otomotif dunia guna memproduksi mobil berteknologi masa depan secara massal.
Produsen mobil itu juga berencana meningkatkan produktivitas pabriknya hingga 30 persen pada 2025. Mereka akan membangun lebih banyak kendaraan dengan merek berbeda pada jalur perakitan yang sama, kata perusahaan itu.
Langkah itu diharapkan bisa menurunkan rasio belanja modal pada divisi otomotif grup mereka menjadi enam persen dari total pendapatan, mulai tahun 2020 dan seterusnya.
Selain itu, Volkswagen Group China juga akan menggandeng perusahaan mitra pada tahun 2019 untuk berinvestasi senilai 4 miliar euro (Rp66,4 triliun) di China. Investasi itu akan meliputi mobil listrik, layanan mobilitas, dan jaringan pengisian daya cepat, dilansir Xinhua.
Volkswagen akan meluncurkan lebih dari 30 model kendaraan berenergi terbarukan di China dalam dua tahun ke depan. Adapun setengah dari model itu akan diproduksi secara lokal.
Produsen mobil itu diperkirakan akan mengirimkan sekitar 400.000 kendaraan ke pasar China pada 2020. Jumlahnya diperkirakan akan melonjak menjadi sekitar 1,5 juta kendaraan pada 2025.
Mobil listrik Volkswagen buatan China tetap menggunakan platform MEB seperti yang diterapkan di Eropa. Mobil-mobil itu akan diproduksi di dua pabrik, FAW-Volkswagen dan SAIC Volkswagen, pada 2020.
Mereka juga menggandeng mitra lokal untuk membangun jaringan pengisian daya listrik cepat di China mulai 2019.
Baca juga: Saham Volkswagen anjlok saat Bursa Jerman turun
Baca juga: Tiga pabrik Volkswagen di Jerman produksi mobil listrik
Baca juga: Volkswagen bisa produksi hingga 50 juta mobil listrik
Penerjemah: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2018
Copyright © ANTARA 2018