Ignis pun telah terjual lebih dari 14 ribu unit sejak diluncurkan, dan menjadi salah satu model city car populer di Indonesia dalam setahun terakhir.
Namun pasar city car yang belum stabil di Indonesia membuat Suzuki Indomobil Motor masih menimbang-nimbang peluang untuk memproduksi Ignis secara lokal di pabrik mereka di Cikarang, Jawa Barat.
"Segmennya tidak besar, jadi kalau kami investasi besar untuk Ignis akan ada beberaapa risiko. Jadi kami putuskan mengimpor Ignis dari India," kata General Manager Strategic Planning Department PT Suzuki Indomobil Motor Ryohei Uchiki kepada wartawan di Cikarang, Senin.
Kendati demikian, angka penjualan Ignis yang bagus tetap menjadi pertimbangan bagi pihak Suzuki untuk memproduksi di Indonesia karena menawarkan sejumlah keuntungan, salah satunya adalah memotong biaya distribusi impor dari India.
"Tentu saja, penjualan Ignis sangat bagus. Kami sedang pelajari hal itu (produksi Ignis)," kata Uchiki kemudian menegaskan hingga saat ini belum ada rencana konkrit untuk memproduksi Ignis.
Pada peluncurkan Ignis Sport bulan lalu, Direktur Pemasaran Suzuki Indomobil Sales Donny Saputra menjelaskan bahwa untuk melokalisasi produksi sebuah kendaraan tidak hanya berpatokan pada kuantitas penjualan, melainkan harus mempelajari prospek kendaraan itu pada tahun-tahun mendatang.
Suzuki Indomobil Sales (SIS) menargetkan kenaikan penjualan pada produk city car, Suzuki Ignis, dari rata-rata 1.750 unit tiap bulan menjadi 2.000 unit pada tahun 2018.
Suzuki Indonesia menargetkan kenaikan penjualan Ignis, dari rata-rata 1.750 unit tiap bulan menjadi 2.000 unit pada tahun 2018 menyusul hadirnya varian baru, Ignis Sport Edition, yang disiapkan dengan enam perubahan guna menyasar segmen konsumen dari kalangan yang lebih muda.
(Baca: Suzuki Indonesia siapkan produk baru untuk debut global)
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018
