Los Angeles (ANTARA News) - Tesla Inc menegaskan bahwa target produksi Model 3 tetap sesuai jadwal, sekaligus menepis kabar yang menyebutkan adanya penundaan dan kendala dalam memproduksi sedan listrik yang akan dijual dengan harga 35.000 dolar AS (sekitar Rp466 juta) itu.

Tesla dikabarkan mengalami masalah dalam memproduksi baterai di pabrik Gigafactory di Sparks, Nevada, menurut laporan CNBC mengutip beberapa karyawan Tesla.

Laporan itu menyebutkan Tesla yang kesulitan membuat baterai, terpaksa meminjam tenaga karyawan dari perusahaan pemasok guna membantu perakitan secara manual, kata CNBC seperti dilansir Reuters.

Saham Tesla pun ditutup turun 2,4 persen pada Kamis (25/1) setelah laporan tersebut, namun kembali naik 1,6 persen dalam perdagangan setelah perusahaan tersebut mengatakan bahwa pihaknya tidak memiliki masalah dalam produksi itu.

"Untuk benar-benar jelas, kami berada di jalur sesuai proyeksi sebelumnya untuk mencapai peningkatan level produksi Model 3 yang kami berikan awal bulan ini," kata juru bicara Tesla dalam sebuah pernyataan.

"Seperti yang telah didokumentasikan dengan baik, sampai kita mencapai produksi penuh, beberapa unsur dalam proses produksi akan dikerjakan lebih manual," kata juru bicara tersebut.

Pada awal bulan ini Tesla mengumumkan produksi sedan listrik Model 3 terpaksa mundur sampai kuartal kedua 2018, dari jadwal yang ditetapkan sebelumnya yaitu pada kuartal pertama.

(Baca: Peningkatan produksi Tesla Model 3 mundur dari target)




Penerjemah:
Copyright © ANTARA 2018