Frankfurt (ANTARA News) - BMW Jerman bersiap memproduksi massal mobil listrik pada 2020 dan akan memiliki 12 model mobil berbeda pada 2025, saat produsen mobil konvensional berlomba mengejar ketertinggalan dari perintis mobil listrik asal Amerika Serikat, Tesla.

Konsumen sebelumnya tak terlalu meminati kendaraan listrik karena biaya tinggi dan jarak tempuh terbatas sampai akhirnya Tesla meluncurkan Model S pada 2012, sebuah mobil yang mampu menjangkau 322 kilometer dengan sekali cas.

Sejak saat itu, kemajuan besar teknologi baterai serta skandal diesel Volkswagen, telah meningkatkan tekanan kepada produsen mobil untuk mempercepat pengembangan alternatif nol emisi.

BMW, yang meluncurkan mobil listrik i3 pada 2013, mengaku tengah menyiapkan pabriknya untuk memproduksi mobil listrik secara massal pada 2020 jika permintaan untuk kendaraan yang digerakkan baterai telah siap.

"Pada 2025, kami akan menawarkan 25 kendaraan dengan dukungan listrik -- 12 di antaranya akan menggunakan listrik sepenuhnya," kata Chief Executive Harald Krueger di Munich, menambahkan bahwa mobil listrik ini berjangkauan 700 kilometer.

Ini menandai sebuah terobosan yang signifikan dari produsen otomotif konvensional dalam hal elektrifikasi mobil.

BMW, yang mencakup merek Mini dan Rolls-Royce, menjual 2,34 juta mobil sepanjang tahun lalu, mengumumkan langkah tersebut tak berselang lama dari pengumuman Jaguar yang akan menawarkan pilihan mobil listrik atau hibrida dari semua lini kendaraannya pada 2020.


Sementara itu pada Rabu, Nissan meluncurkan versi baru dari kendaraan listrik Leaf sebagai langkah terbarunya membuntuti Tesla -- perusahaan besutan Elon Musk yang menjual 83.922 kendaraan tahun lalu, demikian Reuters.


Penerjemah: Try Reza Essra
Copyright © ANTARA 2017