Harga tersebut dinilai kompetitif untuk bersaing di segmen low MPV, sekaligus "menggoyang" produk-produk dari segmen low cost green car (LCGC) berkapasitas tujuh penumpang.
Presiden SGMW Motor Indonesia, Xu Feiyun, pun mengungkap cara perusahaannya memproduksi kendaraan dengan harga yang kompetitif di Indonesia.
Xu Feiyun pun menolak jika dikatakan perusahaan menerapkan strategi harga rendah di pasar Indonesia. Ia mengatakan Wuling menggunakan strategi efisiensi biaya produksi sehingga bisa menghasilkan produk yang lengkap dengan harga terjangkau.
"Kami bukan menggunakan strategi harga rendah, tapi kami pakai strategi cost efisien yang lebih tinggi, maksudnya produk kami lebih bagus, lebih lengkap tapi harganya lebih bisa dijangkau konsumen," kata Xu Feiyun seusai mengumumkan harga Confero di Jakarta, Rabu.
Ia menjelaskan, ada tiga langkah utama yang membuat produknya memiliki harga jual yang bersaing. Pertama adalah desain, lokalisasi pabrik di Indonesia, dan proses manufaktur produksi yang efisien.
"Pertama dari segi desainnya, untuk model tersebut sudah ada desain dari China dan sudah dijual di China sebanyak tiga juta unit. Kami sudah banyak melakukan perubahan, dan perubahan itu ditujukan agar lebih hemat biayanya, desainnya lebih hemat," jelas dia.
"Kedua dari segi lokalisasi, sebab kami perusahaan otomotif di Indonesia jadi kami mencari suplier dari Indonesia untuk menyediakan sukucadang. Saat ini sudah 56 persen sukucadang lokal dari Indonesia," sambung dia.
Ia menambahkan, "Dari cara itu bisa membantu kami menurunkan harga produksi mobil."
Adapun hal ketiga yang membuat harga Wuling Confero kompetitif adalah proses manufaktur produksi di pabrik Indonesia yang lebih efisien namun tetap mengutamakan kualitas produk.
(Baca: Wuling tambah tiga model lagi di Indonesia awal 2018)
Pewarta: Alviansyah P
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017