"Perusahaan yang berbasis di Stuttgart itu menjual kendaraan dengan level emisi merusak yang lebih tinggi dibandingkan dengan hampir satu dekade antara 2008 sampai 2016," lapor harian Sueddeutsche Zeitung.
Bersama penyiar regional NDR dan WDR, surat kabar tersebut memiliki akses untuk mendapat surat perintah penggeledahan dari pengadilan Stuttgart yang mengizinkan jaksa penuntut merazia 11 situs milik pembuat Mercedes-Benz dan Smart itu, akhir Mei silam.
Penyidik menduga Daimler menggunakan "perangkat perekayasa" yang sama dengan Volkswagen, yang pada 2015 mengaku memanipulasi pengukur emisi pada sekitar 11 juta kendaraan bermesin diesel di seluruh dunia.
Penyidik meyakini, mobil-mobil yang dipasangi mesin OM 642 dan OM 651, menyaring 95-99 persen nitrogen oksida berbahaya di bawah kondisi uji coba, namun hanya 35-85 persen saat dikemudikan di jalanan.
Mesin itu dipasang pada lebih dari satu juta mobil dan van oleh Daimler, termasuk Mercedes C, E dan R class.
Menurut surat perintah tersebut, jaksa berusaha memulihkan email di antara 99 karyawan Daimler, salah satunya anggota dewan eksekutif.
Dua karyawan Daimler dari tim yang menciptakan perangkat lunak itu, diselidiki secara formal atas dugaan kecurangan dan iklan palsu.
Namun para pejabat yakin lebih banyak orang yang terlibat dalam kasus itu.
Daimler juga menghadapi penyelidikan oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat, serta sejumlah gugatan class action yang menuduhnya melakukan iklan palsu, demikian AFP.
Penerjemah: Try Reza Essra
Copyright © ANTARA 2017
Copyright © ANTARA 2017