Jakarta (ANTARANews) - Tidak tertutup kemungkinan dalam jangka menengah maupun panjang Toyota bakal membuat kendaraan legendaris Kijang Innova dan Avanza dengan mesin berteknologi hibrid yang hemat energi dan ramah lingkungan.

Sinyal itu disampaikan Presdir PT Toyota Astra Motor (TAM) Yoshihiro Nakata pada bincang santai dengan sejumlah media di Jakarta, Senin malam.

"Kami harus mempertimbangkan hal itu (membuat mobil hibrid), khususnya Innova dan Avanza," ujarnya.

Kedua kendaraan serbaguna (MPV) Toyota tersebut masuk dalam kategori kendaraan terlaris di Indonesia.

Menurut Eksekutif GM Perencanaan Pemasaran TAM F Soerjopranoto, di tengah pasar Indonesia yang penuh tantangan saat ini penjualan Avanza masih menembus 10 ribu unit per bulan, sedangkan Innova mencapai 4.000 - 5.000 unit per bulan.

"Avanza masih memberi kontribusi penjualan terbesar, kemudian Calya, dan Innova," ujar Suryo, sapaan akrab F Soerjopranoto.

Sejak diluncurkan pertama kali tahun 1977, Kijang yang sebelumnya merupakan kendaraan yang dirancang khusus untuk pasar Indonesia itu, kini menjelma menjadi kendaraan global Toyota dengan nama Innova.

Data TAM menunjukkan hingga saat ini lebih dari 1,75 juta mobil Kijang telah terjual di Indonesia.

Wajar kiranya bila Presdir TAM Yashihiro Nakata mempertimbangkan, terutama Innova disematkan mesin berteknologi hibrid Toyota yang telah mendunia.

"Memang belum dilakukan. Tapi kami harus pertimbangkan," katanya.

Nakata juga mengakui Toyota selalu melakukan riset sebelum membuat kendaraan, termasuk dalam membuat mobil hibrid yang terjangkau. "Namun pengembangannya masih jauh," katanya.

Untuk memperkenalkan keandalan teknologi hibrid, Toyota telah memasarkan Camry dan Alphard hibrid di Indonesia.

Nakata nampak percaya dengan industri dan pasar otomotif yang terus tumbuh, Toyota bakal mengembangkan teknologi hibrid pada mobil yang diproduksi di Indonesia, terutama Innova yang menjadi kendaraan global yang telah diekspor ke mancanegata.

Namun pengembangan mobil hibrid tersebut juga tergantung pada kebijakan pemerintah. Tidak hanya soal insentif, Nakata juga menyinggung soal kualitas bahan bakar, mengingat Indonesia masih menggunakan standar emisi gas buang Euro2.

Di Jepang, Amerika, dan Eropa, dimana penjualan mobil hibrid sangat laku, dukungan kebijakan pemerintah sangat mempengaruhi pengembangan mobil ramah lingkungan tersebut.

Sementara itu Presdir PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono mengatakan pada intinya produksi kendaraan Toyota ke depan akan berbasis efisiensi bahan bakar.

"Kata kuncinya produksi line up kendaraan hemat bahan bakar pada 2020," ujarnya.

Peta jalan menuju produksi  Innova dan Avanza hibrid nampaknya tengah dirancang untuk memperkuat citra dan penguasaan pasar Toyota terutama di Indonesia.

Pewarta:
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017