Jakarta (ANTARA) - Bos Toyota, mantan CEO, dan anggota keluarga pendiri Toyota, Akio Toyoda, selalu berterus terang tentang pandangannya terhadap mobil listrik (Electric Vehicle/EV).

Meskipun produsen mobil Jepang ini telah menyatakan komitmennya terhadap masa depan yang serba listrik, mencoba untuk menyeimbangkan antara bahan bakar alternatif, hibrida, dan adopsi EV, Toyoda telah mencatat bahwa dorongan pemerintah dan produsen untuk melarang kendaraan ICE (kendaraan bermesin pembakaran internal) merupakan tindakan yang kurang tepat.

Sekarang, ketua Toyota telah memprediksi bahwa jika masa depan hanya EV, sektor otomotif, terutama mereka yang bekerja di bidang teknologi ICE, akan kehilangan jutaan pekerjaan, lapor Carscoops, Sabtu (12/10).

Baca juga: Kapsul Hidrogen portabel Toyota bisa jadi baterai masa depan

“Ada 5,5 juta orang yang terlibat dalam industri otomotif di Jepang. Di antara mereka ada yang sudah lama bekerja di bidang mesin. Jika kendaraan listrik hanya menjadi satu-satunya pilihan, termasuk untuk pemasok kami, pekerjaan orang-orang itu akan hilang,” kata dia.

Komentar Toyoda ini menggemakan komentar serupa yang telah ia sampaikan selama bertahun-tahun. Selain memprediksi hilangnya pekerjaan di industri ini, pimpinan Toyota juga mengecam para politisi atas dorongan mereka terhadap mobil listrik dan mengklaim bahwa Jepang akan kehabisan listrik di musim panas jika semua kendaraan menggunakan listrik.

Sebaliknya, Toyoda menganjurkan jalan yang lebih seimbang menuju netralitas karbon, yang mencakup hibrida dan kendaraan bermesin pembakaran internal yang lebih bersih.

Baca juga: Mobil listrik baru kolaborasi Toyota-Subaru akan diluncurkan 2026

Selama masa jabatannya sebagai CEO Toyota, perusahaan ini menduduki peringkat ketiga sebagai perusahaan yang dianggap paling menghalangi upaya pemerintah untuk mengurangi perubahan iklim.

Awal tahun ini, pemilihannya kembali sebagai pimpinan ditentang oleh beberapa investor yang merasa bahwa pandangannya cacat.

Terlepas dari kontroversi tersebut, Toyota saat ini menuai keuntungan dari perlambatan pasar mobil listrik.

Baca juga: Toyota GR Supra berikutnya akan menjadi hybrid empat silinder

Meskipun pangsa pasar mobil listrik terus tumbuh, laju pertumbuhannya mengalami perlambatan yang signifikan, sehingga mendorong produsen mobil lain seperti Ford, GM, dan Volvo untuk menilai kembali strategi mereka yang sebelumnya sangat berat pada mobil listrik.

Toyota, di sisi lain, menjual lebih banyak mobil daripada produsen lain di Amerika Serikat, sebagian besar berkat rangkaian penawaran hibrida yang kuat dan terus berkembang.

Baca juga: Toyota akan menunda produksi kendaraan listrik di Amerika Serikat

Baca juga: TAM terapkan strategi multi-jalur untuk bantu kurangi emisi karbon

Pewarta:
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024