Sepanjang 2016, Suzuki Indonesia menjual 32.402 unit Ertiga atau menyumbang 33,1 persen dari seluruh penjualan Suzuki di Indonesia. Artinya, Ertiga Diesel yang dilengkapi sistem hybrid itu diharapkan bisa terjual sekira 6.400 unit hingga akhir tahun, atau rata-rata 600 unit per bulan dari Februari hingga Desember 2017.
"Kami menargetkan 20 persen dari yang sudah existing sekarang. Jadi nanti akan menambah penjualan 20 persen dari penjualan 2016," kata Makmur selaku Sales Director 4 Wheel SIS di Jakarta, Selasa (7/2).
Mobil segmen LMPV di Indonesia umumnya bermesin bensin kendati Chevrolet pernah mengeluarkan Spin mesin diesel sebelum produsen mobil merek Amerika itu akhirnya tutup pada 2015. Namun Suzuki Indonesia melihat adanya harapan untuk menjual LMPV bermesin diesel sejalan dengan membaiknya perekonomian di Indonesia.
Donny Saputra, Direktur Marketing 4 Wheel Suzuki Indomobil Sales mengatakan kehadiran varian terbaru dari keluarga Ertiga juga akan kembali menaikkan gairah penjualan Suzuki di dealer-dealer.
"Pertama, kondisi perekonomian membaik yang berpengaruh ke penjualan di Indonesia. Kedua efek dari Ertiga Diesel itu sendiri," kata Donny. "Berdasarkan pengalaman, saat mengeluarkan produk baru, traffic showroom naik. Selain produk baru, pasti ada perhatian ke produk yang sudah ada."
Untuk itu, sambil memasarkan Ertiga Diesel, Suzuki juga tetap berupaya menggenjot penjualan Ertiga berbahan bakar bensin.
"Kami sudah siapkan strategi menaikkan penjualan Ertiga bensin dan harapan kami penjualan Ertiga selain diesel bertambah volumenya," kata dia.
Lebih lanjut, Donny memandang Suzuki berpeluang menggenjot penjualan secara maksimal pada tahun 2017 karena bertepatan dengan beberapa kegiatan besar, antara lain pameran IIMS, GIIAS, Pekan Raya Jakarta dan Hari Raya Idul Adha yang umumnya menjadi ajang masyarakat membeli mobil baru.
"Kebetulan tahun ini ada dua event besar di April (IIMS) dan Agustus (GIIAS), plus PRJ dan Lebaran. Tahun ini lebih menguntungkan," kata dia.
Suzuki Indonesia juga berencana memperkenalkan beberapa produk terbarunya selain Ertiga pada periode tersebut.
Target konsumen
Salah satu target pasar Ertiga Diesel adalah konsumen dewasa yang pernah memiliki Ertiga generasi pertama keluaran 2012-2015. Menurut Donny, berdasarkan periode leasing, konsumen yang membeli mobil pada tahun itu sudah melunasi pembayaran sehingga muncul ketertarikan untuk mengganti mobil ke versi terbaru.
"Harusnya dan harapannya mereka melakukan pergantian ke produk Suzuki lagi," tutur Donny. "Kalau mereka punya Ertiga generasi pertama. Pilihan mereka ada dua, naik level dari GX ke Dreza, atau ke Ertiga Diesel."
Suzuki menawarkan Ertiga Diesel berteknologi hybrid yang mampu meningkatkan efisiensi bahan bakar dengan harga yang cukup kompetitif, yakni Rp219,5 juta on the road.
Untuk itu, Donny yakin varian terbaru ini akan menarik minat pembeli dari kalangan dewasa karena harga untuk mobil bermesin diesel umumnya di atas Rp300 juta. Selain itu, mobil bermesin diesel juga lebih banyak digunakan pada kendaraan SUV hingga premium.
"Bicara diesel, segmennya lebih dewasa. Segmen yang dewasa kebanyakan (beli mobil) sebagai pergantian atau menambah kendaraan," ucap Donny.
"Bicara diesel, harga (mobil bermesin) diesel di Indoensia di atas Rp300juta. Kedua, mereka banyak main di SUV. Ini adalah salah satu cara kami melihat respon bagaimana kalau kami melakukan diferensiasi produk," tuturnya.
Selain itu, melalui kendaraan ini Suzuki Indonesia berharap bisa mengedukasi pasar sekaligus memperkenalkan bahwa mobil LMPV diesel memiliki kenyamanan yang setara dengan mobil bensin.
Saat ini Ertiga Diesel hanya tersedia dalam transmisi manual. Saat ditanya kapan varian transmisi otomatis akan diluncurkan, Donny menjawab "kami masih dalam proses."
"Penjualan diesel memang lebih banyak matic tapi itu diesel di mobil premium. Saat kami tarik ke LMPV, apakah ada opportunity? tentu ada," pungkas dia.
(Baca: Perubahan dan fitur baru Ertiga Diesel)
Pewarta: Alviansyah P
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017