Produksi The All New Kijang Innova dimulai sejak bulan Oktober 2015, sedangkan The All New Fortuner dimulai sejak bulan Februari 2016. Fasilitas produksi kedua model kendaraan itu berlokasi di TMMIN Karawang Plant 1, Kawasan Industri Karawang International Industrial City (KIIC), Jawa Barat.
"Hampir separuh dari total ekspor disumbangkan oleh model IMV. Hal ini menunjukan bahwa kendaraan ini merupakan model global yang juga disukai di banyak negara. Kami sangat bangga bahwa Kijang Innova dan Fortuner made in Karawang bisa dinikmati bukan hanya oleh konsumen dalam negeri tetapi juga konsumen di pasar global," kata Direktor Korporasi dan Hubungan Eksternal TMMIN I Made Dana Tangkas, dalam siaran persnya, Selasa.
Kedua model IMV tersebut merupakan produk yang menjadi andalan ekspor Toyota Indonesia. Kijang Innova dan Fortuner diekspor ke negara-negara di kawasan Asia-Pasifik, Afrika, Amerika Latin, Karibia, dan Timur Tengah.
Sepanjang bulan Maret 2016 yang merupakan bulan pertama kegiatan ekspor IMV, tercatat sebanyak 1.900 unit The All New Kijang Innova dan 5.700 unit The All New Fortuner telah meluncur ke pasar global.
Kedua model itu menyumbangkan porsi 46 persen dari total kinerja ekspor kendaraan bermerek Toyota bulan Maret 2016 yang berjumlah 16.700 unit. Angka tersebut sekaligus menunjukan peningkatan sebesar 10 persen dibandingkan dengan angka ekspor di bulan yang sama di tahun 2015 yangberjumlah15.200 unit.
"Selain model IMV, kendaraan utuh (Complete Build-up Unit/CBU) Toyota lainnya yang diekspor adalah model Vios, Yaris, Avanza, Rush, Agya dan Town Ace/Lite Ace," ujar Tangkas.
Ia menambahkan, Toyota Indonesia juga mengekspor kendaraan terurai (Completely Knock down/CKD) sebanyak 3.400 unit, mesin utuh berbasis bensin dengan tipe TR sebanyak 4.200 unit serta komponen kendaraan sebanyak 6,4 juta unit sepanjang bulan Maret 2016.
Sebelumnya, TMMIN sempat menghentikan sementara kegiatan ekspor dua jenis kendaraan tersebut selama kurang lebih lima bulan menyusul adanya persiapan produksi perubahan total model dua kendaran ini.
"Alasan utama penghentian sementara kegiatan ekspor ini karena TMMIN memfokuskan diri untuk dapat memenuhi permintaan pasar domestik terlebih dahulu.“Kami ingin memastikan bahwa kebutuhan pasar domestik sudah terpenuhi sebelum melakukan ekspor. Ini merupakan langkah strategis kami sebagai salah satu basis produksi dan ekspor Toyota di kawasan Asia Pasifik," ungkap Wakil Presiden Direktur TMMIN Warih Andang Tjahjono.
Kegiatan ekspor yang telah dimulai dari tahun 1987 itu melibatkan sebanyak 25 perusahaan logistik serta 135 pemasok komponen.
"Kami berharap kinerja ekspor yang konsisten dan berkesinambungan ini dapat menjadi bagian dari penggerak pembangunan industri otomotif Indonesia," ujar Warih.
Pewarta: Monalisa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016