Seoul (ANTARA News) - Hyundai Motor mempertimbangkan untuk mengembangkan  SUV besar berbasis sedan mewah Genesis.

Hal itu disampaikan sejumlah pihak yang berkaitan dengan rencana tersebut, sebagaimana dilansir Reuters, Minggu malam.

Rencana tersebut akan memakan waktu sekira dua hingga tiga tahun sebelum kendaraan tersebut dijual di pasaran.

Hyundai punya tantangan untuk masuk segmen tersebut karena track record mereka kurang bagus di SUV besar serta pickup, dua segmen yang didominasi oleh merek Amerika Serikat dan Jepang.

Salah satu sumber menyatakan belum ada kepastian bahwa kendaraan baru itu akan dipasarkan Hyundai, mengingat merek mereka masih sangat lemah di segmen SUV mewah dan ada juga kemungkinan harga minyak akan kembali menguat sehingga mengancam pasar mobil-mobil pelahap BBM.

"Kami cenderung berhati-hati ketika berbicara tentang SUV yang lebih besar," kata salah seorang narasumber yang berkecimpung dengan pengembangan kendaraan Hyundai namun tak mau disebut namanya karena tidak berwenang berbicara dengan media.

Pabrikan mempertimbangkan usulan internal yang disampaikan tahun lalu untuk mengembangkan SUV berbasis Genesis demi mengisi celah penjualan di lini SUV mewah.

Tujuannya adalah memanfaatkan daya tarik Genesis untuk mengangkat citra merek Hyundai secara keseluruhan.

Penjualan Genesis di AS melonjak lebih dari sepertiga pada Januari-Mei 2015 mencapai hampir 15.000 unit.

Di akhir bulan ini, Hyundai akan menghentikan sementara produksi SUV terbesar mereka, Veracruz, demikian menurut laporan koran yang diterbitkan serikat buruh Korea Selatan.

Tahun lalu, Hyundai menjual kurang dari 5.000 unit Veracruz di seluruh Korea Selatan, dibandingkan 54.325 unit secara global pada 2007.

Hyundai mengkonfirmasi penghentian produksi Veracruz, namun menegaskan "ini bukan berarti kami angkat tangan di lini SUV besar."

"Kami mempertimbangkan untuk mengembangkan SUV besar dan premium berbasis kebutuhan pelanggan. Kami berencana menjawab kebutuhan pasar dengan memperkuat jajaran SUV kami," demikian jawaban melalui pesan elektronik yang diterima Reuters.
Penerjemah: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2015