"Baru lihat sekarang," kata seorang pengunjung resor tersebut.
Dia lalu memperhatikan emblem mobil-mobil itu. "merek baru ya?,"
Tujuh mobil Tata saat itu parkir berjajar setelah berangkat dari Jakarta.
Hatchback (sedan buntung) Tata Vista, MPV Tata Aria, dan SUV Tata Storme hari itu dijajal jurnalis otomotif sejak dari tol Jagorawi, jalan raya yang macet menuju puncak, dan jalan berbatu di perkebunan teh Gunung Mas.
Tata, merek otomotif asal India, resmi hadir di Indonesia sejak September tahun lalu.
Keberadaan mereka melalui PT Tata Motors Indonesia dan PT Tata Motors Distribusi Indonesia.
Hingga saat ini Tata sudah memasarkan lima model, termasuk kendaraan niaga yaitu pick up Xenon dan pick up Super Ace.
Dari lima model Tata di Indonesia, hanya Vista yang bermesin bensin, itupun mesin yang dipasok Fiat, perusahaan otomotif Italia.
"Kami memang banyak mengembangkan mesin diesel untuk generasi terbaru," kata CEO Tata Motors Indonesia, Biswadev Sengupta.
Dia mengemukakan pihaknya terlebih dahulu melakukan uji coba setiap model 40 ribu kilometer di Indonesia sebelum memasarkannya.
"Kami jamin mesin Tata tidak ada masalah dengan solar di Indonesia," kata Biswadev.
MPV Aria, SUV Storme, pick up Xenon menggunakan diesel teknologi common rail. Super Ace menggunakan mesin diesel turbocharged.
Tantangan Tata menurut Biswadev adalah memperkenalkan diri dan diterima di Indonesia yang sudah ramai dengan berbagai merek Eropa, Amerika, Jepang, Korea, bahkan Tiongkok.
Usaha mendapatkan kepercayaan itu dilakukan Tata dengan menawarkan program "Peace of Mind" yang memberikan garansi kendaraan 5 tahun atau 100.000 km, distribusi suku cadang 24 jam atau gratis serta dan 24 jam call-center.
"Kami ingin menunjukkan kesungguhan kami dan kehandalan produk kami. Garansi mesin adalah lima tahun, lebih lama dibandingkan di India," kata Biswadev.
Di India, garansi untuk Tata Vista misalnya, adalah dua tahun atau 75.000 km.
Langkah lainnya adalah kampanye citra kekar di setiap kendaraan Tata dengan slogan "Play Strong".
Head of Marketing PT Tata Motors Distributor Indonesia Manoj Arora mengemukakan rangka baja kuat adalah keunggulan dari kendaraan yang diproduksi Tata Motors.
Dia mencontohkan Storme yang menggunakan hydroform chasis frame dan reinforced body construction. "Tebal baja bisa dua milimeter di bagian tertentu kap mesin," katanya, lalu mengatakan berat Storme (gross vehicle weight) mencapai 2,55 ton.
"Bobot ini diimbangi dengan mesin yang kuat, 2,2 diesel 16 katup DOHC VTT VariCOR direct injection common rail," kata Manoj.
Manoj mengemukakan sejak diluncurkan September tahun lalu, Tata sudah menjual 160 kendaraan, terdiri dari 110 mobil penumpang dan 50 pick up.
Lebih lanjut, Manoj mengemukakan tahun ini mereka merencanakan akan punya 18 jenis kendaraan yang dipasarkan di Indonesia termasuk Vista, Storme, dan Aria dengan aksesori yang lebih lengkap.
kondisi ekonomi
Di sisi lain, pihak Tata mengakui mereka terlambat masuk ke Indonesia.
Biswadev mengemukakan Tata melirik Indonesia karena melihat prospek pasar otomotif di negeri ini cerah serta didukung kondisi ekonomi yang semakin membaik.
Ketika menjawab pertanyaan apakah Tata ingin merebut pasar yang selama ini dikuasai khususnya oleh merek-merek Jepang, Biswadev menjawab "tidak".
"Mereka sudah ada di Indonesia selama 40 tahun, kami baru beberapa bulan. Kami bukan mau merebut pasar, kami belajar dari mereka," katanya.
Dia menjelaskan saat ini Tata konsentrasi memperkenalkan diri dan membangun jaringan sehingga belum fokus pada target penjualan.
"Tapi, kami ingin jadi 10 besar di Indonesia dalam lima tahun ke depan," katanya.
Biswadev lalu mengemukakan saat ini Tata memiliki lima dealer dan 10 Tata Certified Workshop (TCW).
Dia menyebut akan menambah hingga 15 dealer yang tersebar di pulau Sumatera serta Jawa selain menambah hingga ada 30 TCW termasuk di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur dan Sumatera.
asal Inggris
Tata Motors, yang mengklaim diri sebagai perusahaan otomotif terbesar di India, sejak tahun 2008 menjadi pemilik merek asal Inggris Jaguar Land Rover (JLR).
Kini, Tata Motors memiliki empat pusat rancangan yaitu di Inggris, Australia, Italia, dan India.
Biswadev mengatakan, Tata awalnya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang lokomotif 1945, kemudian 1954 menggandeng Mercedes Benz, tahun 1969 memproduksi bus dan truk, serta mulai memproduksi mobil penumpang tahun 1999.
"Kami belajar sendiri tidak pernah membeli teknologi dari negara lain, semuanya merupakan desain sendiri," ujar dia.
Saat ini Tata Motors memiliki pusat rancang di Inggris, Australia, Italia, dan India.
Ia juga mengemukakan bahwa Tata berminat menjadikan Indonesia sebagai basis produksi, karena itu mereka berencana membangun terlebih dahulu pusat perakitan.
Dalam dua atau tiga tahun sejak meluncurkan model di Indonesia, ia menjelaskan, perusahaan menargetkan kandungan lokal pada produk mereka sudah 40 persen.
"Produk lokal yang kami gunakan misalnya kaca, velg, roda, accu, dan lain-lain," katanya.
Dia mengemukakan Tata Motors juga berencana masuk ke pasar Malaysia dan Vietnam.
Tata juga sejak beberapa tahun lalu hadir dan memiliki pabrik perakitan di Thailand yang memproduksi pick up dan double cabin Xenon.
Oleh Aditia Maruli Radja
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014