Jakarta (ANTARA News) - Toyota melalui PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) kembali membuktikan komitmennya untuk mengembangkan industri otomotif di dalam negeri dengan membangun pabrik mesin yang kedua di Karawang, Jawa Barat, tahun ini.

Pabrik tersebut menempati lahan seluas 150 hektare di kawasan industri Karawang Jabar Industrial Estate (KJIE), Karawang Barat, Jawa Barat, dengan investasi mencapai Rp2,3 triliun.

Keterangan pers yang diterima ANTARA News menyebutkan pabrik baru tersebut akan membuka lebih dari 600 lapangan kerja baru pada tahap awal.

"Lokasi ini sengaja dipilih karena berdekatan dengan dua pabrik perakitan Toyota, Karawang Plant I dan Plant II yang berada di Kawasan Industri Karawang International I ndustrial City (KIIC)," katanya.

Kehadiran pabrik tesebut merupakan bukti bahwa Toyota bukan hanya melihat Indonesia sebagai pasar, namun juga tujuan investasi manufaktur berteknologi tinggi.

Langkah Toyota itu diharapkan mampu mendorong prinsipal otomotif lainnya meningkatkan pendalaman industri berteknologi tinggi di Indonesia.

Produsen otomotif Jepang yang sudah lebih dari 40 tahun berada di Indonesia itu membangun pabrik mesin mobil pertama di Sunter, Jakarta, pada Desember 1982 dengan memproduksi mesin 5K yang digunakan Toyota Kijang generasi pertama.

Mesin 5K merupakan salah satu mesin yang paling banyak diproduksi di dunia dan dikenal kehandalannya. Pabrik tersebut menjadi pabrik mesin pertama di Indonesia yang memiliki fasilitas pengecoran blok mesin.

Pada tahun 1991, fasilitas produksi mesin dilengkapi dengan pabrik baru untuk engine casting, yakni pembuatan blok mesin, sehingga Toyota menjadi produsen yang telah melakukan full manufacturing dii Indonesia dan mampu meningkatkan kandungan komponen lokal.

Produksi mesin 5K tersebut, selain dipakai di dalam negeri, juga diekspor untuk memenuhi kebutuhan produksi mobil Toyota di negara lain seperti Malaysia. Bahkan cylinder block mesin 5K juga diekspor ke Jepang untuk model Lite-Ace, kendaraan komersial setingkat di bawah Hi-Ace.

Kemampuan produksi mesin terus ditingkatkan. 1997, Toyota memproduksi mesin 7K dengan kapasitas 1.8L yang digunakan pada model Kijang Kapsul atau Kijang generasi ke IV. Mesin 7K ini juga telah merambah pasar global. TMMIN mengekspor mesin 7K ke Taiwan dan Filipina sejak tahun 1996.

Kemudian sejalan dengan pengembangan proyek IMV (Innovative International Multi-purpose Vehicle) termasuk salah satu seri didalamnya yaitu Kijang ke generasi ke lima, atau yang lebih dikenal dengan nama Kijang Innova di tahun 2004 dan Fortuner di tahun 2006, serta perkembangan kebutuhan akan mesin yang lebih ramah lingkungan, TMMIN memproduksi mesin tipe 1TR dengan kapasitas 2L dan 2TR dengan kapasitas 2.7L.

Mesin ini memiliki standar emisi EURO 2 untuk pasar domestik serta EURO 4 dan EURO 5 untuk pasar global tergantung permintaan negara tujuan ekspor. Tingkat kandungan lokal mesin tipe TR produksi pabrik TMMIN telah mancapai angka 60 persen. Mesin tipe itu pun diekspor ke 12 negara di kawasan Asia, Afrika, Timur Tengah dan Amerika Latin.

Pada Oktober 2013 lalu, TMMIN melakukan perluasan ekspor mesin TR ke Kazakhstan dengan volume sekitar 275 unit per bulan. Selain TR, TMMIN juga memproduksi mesin ethanol yang dieksor ke Argentina sejak tahun 2011 sebanyak 7.000 unit per tahun. Sejak awal memulai aktivitas ekspor mesin di tahun 1989 hingga kini, TMMIN telah mengekspor lebih dari 1,1 juta unit mesin utuh dalam berbagai tipe ke mancanegara. (*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014