Jakarta (ANTARA) - Tren kendaraan elektrik di Indonesia mulai menggeliat, banyak pabrikan otomotif yang memasarkan kendaraan mereka di tanah air ikut serta dan bersaing di segmen tersebut.

Dengan semakin menjamurnya kendaraan EV di tanah air, populasi kendaraan bekasnya pun ikut turut menjamur. Hal tersebut, dikarenakan banyak konsumen yang mencari kendaraan elektrik untuk dijadikan kendaraan pertama elektrik mereka.

Memilih kendaraan elektrik secara tangan kedua, bukan tanpa alasan. Menurut pembeli kendaraan berjenis Wuling Air ev, alasan membeli kendaraan elektrik ini secara bekas, karena memiliki harga yang terjangkau dan penggunaan yang sudah ditentukan jaraknya.

“Karena tujuannya beli Air ev pre owned adalah untuk anter anak les, anter anak sekolah emang paling enak sih. Dibawa jauh pun juga enak sebenarnya, karena akurasi jarak dengan baterai itu sama, benar-benar bagus sih,” kata Veni kepada ANTARA di Kawasan Blok M Square, Jakarta, Kamis (27/06).

Baca juga: BRIN sebut ekosistem kendaraan listrik masih belum matang

Baca juga: Mirae Asset prediksi industri otomotif akan membaik di kuartal IV-2024



Menurut dia, membeli kendaraan pre-owned Wuling Air ev tidak memberikan dirinya kekhawatiran yang berlebih. Justru, dirinya mendapatkan banyak manfaat dari unit yang dibelinya.

Pasalnya, kendaraan yang sudah mendapat berbagai modifikasi ini, justru memberikan rasa yang nyaman saat dikendarai. Berbagai ornamen penting yang sudah dimodifikasi ini, membuat dia lebih percaya diri dalam menggunakan kendaraan tersebut.

“Semuanya udah bagus banget. Kaya rasanya mobil baru dengan modifan aja. Ada arm-rest, jok, speaker, semua di lab chrome, semua udah dipakein soft touch, semua yang abu-abu diganti hitam jadi lebih futuristic. Terus mobilnya udah di-PPF itu seharga Rp50 juta. Makannya beruntung dapet ini enak banget si,” ujar dia.

Tidak hanya itu saja, wanita yang biasa mengendarai BMW ini merasakan perbandingan yang cukup jauh dari segi efisiensi biaya dalam hal perawatan dan pengisian konsumsinya yang tidak lebih dari Rp100 ribu.

“Dari sisi biaya listrik maupun perawatan Kalau menurut saya murah banget si, karena pembanding saya BMW. Jadi worth banget lah gitu untuk beli. Ngecharge 100 persen di Voltron Artha Gading, saja cuma Rp78 ribu,” lanjut dia.

Selain itu, dengan harga yang cukup terjangkau ini. Membuat dirinya mendapatkan varian yang paling tinggi dari kendaraan Wuling Air ev. Jika dibandingkan dengan memilih kendaraan baru.

“Karena buat harga sekitar Rp200 juta, kalau beli baru itu dapat varian Air ev yang versi Lite. Akhirnya kita beli Air ev pre-owned yang ada garansi 8 tahun, masih aman lah, walaupun sisa 6 tahun. Kita coba aja 6 tahun, karena kalau kita pake ini prinsipnya bukan untuk dijual lagi si karena pasti rugi,” ujar dia.

Sebagaimana diketahui bersama, Air ev tipe Long Range sudah dibekali dengan fitur multimedia Dual Screen 10.25 inci yang luas dan nyaman dipandang, center console yang futuristik untuk penyimpanan dan transmission knob.

Meski memiliki dimensi yang cukup kompak, mobil ini diyakini oleh Wuling dapat menampung empat orang dalam satu kendaraannya tanpa harus menyiksa penumpang yang berada di bagian belakang.

Untuk menjamin keamanan, Wuling Air ev juga sudah dibekali dengan berbagai fitur keamanan yang memberikan rasa percaya diri pengemudinya, seperti 2 airbags, EBS, EBD serta Electronic Stability Control (ESC) yang mengatur stabilitas mobil di jalur yang tepat.

Soal kualitas baterai sudah berstandar IP67 Waterproof Battery yang berarti tahan terhadap genangan air dan hujan didukung pengisian baterai easy home charging system, Socket Box untuk pengisian di luar rumah dan Charging Pillar untuk pengisian daya lebih cepat.

Baca juga: Penyebab penjualan mobil bekas elektrik belum begitu bergairah

Baca juga: OLX Autos siap terima konsumen jual mobil listrik

Baca juga: BYD melihat sisi baik kehadiran kendaraan elektrik China di Indonesia

 

Pewarta:
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024