Jakarta (ANTARA News) - Krisis politik di Thailand, yang diwarnai aksi demonstrasi besar-besaran, belum menganggu aktivitas produksi dan distribusi mobil Honda ke beberapa negara sasaran eskpor.

"Belum ada pengaruh, pengiriman produk sejauh ini masih terus berjalan," kata Direktur Pemasaran dan Layanan Purnajual PT Honda Prospect Motor (HPM), Jonfis Fandy, di Jakarta, Sabtu.

Pabrik Honda di Thailand memasok produk ke beberapa negara ASEAN, termasuk Indonesia, kemudian Australia, Timur Tengah dan Afrika.

Pabrik Honda yang berlokasi di wilayah Ayutthaya, Thailand telah menjadi basis riset dan pengembangan produksi untuk Asia dan Australia. Honda juga sedang membangun satu pabrik lagi di Rojana, Prachiniburi dengan kapasitas produksi 120 ribu unit.

Menurut Jonfis, selama ini pasokan dari Thailand masih lancar. Namun dia mengharapkan aksi demonstrasi di Thailand tidak meluas ke kawasan industri, dan juga lokasi-lokasi pusat transportasi dan pengiriman logistik seperti pelabuhan dan bandara.

"Sekarang masalahnya, jika mereka (demonstran) menutup pelabuhan dan bandara, baru kemungkinan akan terganggu," kata dia.

Akibat krisis politik di Thailand sejak dua bulan lalu, beberapa investor untuk industri otomotif dikabarkan mengkaji ulang rencana investasinya dan mulai mencari negara lain untuk alternatif investasi.

Produsen kendaraan bermotor lainnya, Toyota, berencana memikirkan kembali rencana investasi 609 juta dolar AS di Thailand. Raksasa mobil Jepang itu bahkan berencana mengkaji target jumlah produksinya, jika krisis politik di negara yang dipimpin Perdana Menteri Yingluck Shinawatra itu terus berlanjut

"Investasi baru kami di Thailand tidak mungkin terwujud jika krisis politik saat ini berlangsung lebih lama," ujar Presiden Direktur Toyota Thailand, Kyoichi Tanada seperti dilansir Reuters.(*)



Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014