Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (PERIKLINDO) Jenderal TNI (Purn.) Moeldoko mengatakan bahwa pertumbuhan kendaraan listrik di Indonesia masih belum maksimal meski berbagai insentif sudah diberikan oleh pemerintah terlebih untuk kendaraan roda dua.

“Seperti yang kita lihat insentif bantuan pemerintah Rp7 juta untuk sepeda motor, tapi belum terlihat maksimum serapannya. Ini kan ada apa ya?,” tanya Moeldoko kepada awak media di Jakarta, Senin.

Dia melanjutkan bahwa serapan yang kurang positif ini, dikarenakan terdapat berbagai hal yang kurang memberi daya tarik bagi konsumen Indonesia. Seperti, daya jangkauan yang masih terlalu dekat, tarikan yang kurang responsif hingga harga yang masih terlalu mahal.

Baca juga: Peserta lebih banyak, transaksi PEVS 2024 ditaksir Rp400 miliar lebih

Oleh karena itu, pihaknya masih terus mengkaji atas capaian yang masih kurang baik dari tahun ke tahun.

Sehingga, ke depannya penjualan untuk kendaraan berbasis baterai di segmen roda dua semakin diminati oleh kalangan muda yang memang banyak menggemari kendaraan roda dua.

“Isu ini, lambat laun akan terpecahkan secara alamiah, baik chraging station akan lebih cepat, jarak yang lebih jauh, harga lebih murah. Ini kan sebenarnya yang menjadi keinginan masyarakat,” ujar dia.

Baca juga: Pameran kendaraan listrik PEVS targetkan transaksi Rp400 miliar

Meski begitu, iklim yang berbeda justru terjadi di kendaraan berbasis baterai segmen roda empat. Penerimaan untuk segmen ini, menurut dia jauh lebih baik dari tahun ke tahunnya.

"Kalau mobil sudah ada gerakan yang mulai masif dan itu bisa menjadi indikasi positif. Masyarakat sebenarnya menunggu varian yang lebih banyak dan juga jarak yang jauh serta harganya murah,” jelas dia. 

Kalau berkaca dari data yang diberikan oleh Gaikindo, penjualan kendaraan roda empat berbasis baterai memang menunjukkan catatan yang positif di kuartal pertama tahun ini. 

Baca juga: Moeldoko: Pameran kendaraan listrik sebagai wadah edukasi

Pada kuartal pertama tahun 2024, terdapat kenaikan sebanyak 18.301 unit atau 118,25 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya berhasil tercatat 8.385 unit untuk wholesales. 

Dari data tersebut, kendaraan berteknologi baterai elektrik sebanyak 5.023 unit naik 27,44 persen, hybrid berhasil mencatat kenaikan sekitar 13.261 unit atau meningkat sebesar 72,46 persen dan plug-in hybrid sebanyak 17 unit meningkat sebesar 0.09 persen.

Baca juga: PEVS 2024 kembali digelar, luas area dua kali lipat dari tahun lalu

Baca juga: PEVS 2023 bukukan transaksi Rp289 miliar

Pewarta:
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024