Jakarta (ANTARA) - Kia berencana menambahkan lebih banyak mobil hibrida ke dalam barisan kendaraannya pada tahun-tahun mendatang sebagai bagian dari upaya merespons fluktuasi pemintaan mobil listrik global.
Menurut siaran Autocar pada Jumat (5/4), dalam upaya "untuk mengelola fluktuasi permintaan kendaraan listrik dan memenuhi perkiraan peningkatan penjualan mobil elektrik", Kia akan meluncurkan sembilan mobil hibrida baru di sebagian besar lini model utamanya pada 2028.
Namun, perusahaan tidak secara spesifik menyebutkan produk hibrida akan mencakup lini model apa saja.
Sasaran jenama mobil Korea tersebut untuk menjual 1,6 juta mobil listrik per tahun pada 2030 tidak berubah menurut pernyataan perusahaan dalam konferensi investor tahunan pada Kamis (4/4).
Namun, perusahaan mengakui bahwa pertumbuhan penjualan kendaraan listrik "sedang melambat karena penurunan ekonomi, pemotongan subsidi, dan kurangnya infrastruktur pengisian daya".
Sehubungan dengan hal tersebut, Kia memperkirakan kendaraan hibrida pada 2030 akan menyumbang 20 persen dari penjualan globalnya, naik dari perkiraan 14 persen pada 2024.
Menurut perkiraan Kia, proporsi penjualan kendaraan listrik akan meningkat dari 10 persen menjadi 38 persen pada periode yang sama.
Secara keseluruhan, kendaraan listrik diperkirakan menyumbang 58 persen atau sekitar 2,48 juta unit dari penjualan global Kia pada 2030.
Namun, persentase tersebut bervariasi signifikan menurut wilayah. Sebagai contoh, Kia memperkirakan pada 2030 sekitar 35 persen penjualannya di Amerika Serikat dan Kanada berasal dari mobil hibrida sedangkan di Uni Eropa mobil hibrida diperkirakan menyumbang 12 persen dari penjualan.
Baca juga: Penjualan Hyundai Motor dan Kia pada Maret merosot
Di pasar dalam negeri Kia di Korea Selatan, mobil hibrida diharapkan menjadi model terlaris pada akhir dekade ini dengan menyumbang 43 persen dari penjualan merek tersebut, lebih besar dibandingkan kontribusi kendaraan listrik yang sebesar 41 persen dan mobil ICE murni yang hanya 16 persen.
Mobil hibrida saat ini hanya menyumbang satu persen dari penjualan Kia di China, dan Kia akan berhenti menjualnya di sana pada 2030, sehingga penjualannya terbagi 53:47 antara mobil listrik dan mobil ICE murni.
Kia juga berjanji untuk mengembangkan generasi baru powertrain hybrid dengan peningkatan tenaga dan efisiensi bahan bakar guna meragamkan produknya.
Dalam hal ini, akan ada dua versi powertrain baru, satu untuk mobil sub-kompak dan ukuran menengah, satu lagi untuk kendaraan besar.
Baca juga: Penjualan mobil listrik hibrida AS capai rekor tertinggi
Guna memastikan daya saing biaya dan fleksibilitas produksi, Kia akan membangun powertrain hybrid baru bersama dengan mesin pembakaran yang sudah ada.
Presiden dan CEO Kia Ho Sung Song menyampaikan bahwa menyusul sukses peluncuran kembali jenama pada 2021, Kia meningkatkan strategi bisnis globalnya untuk melanjutkan pengembangan deretan kendaraan listrik inovatif dan mempercepat transisi perusahaan untuk menjadi penyedia solusi mobilitas berkelanjutan.
"Dengan merespons perubahan pasar mobilitas secara efektif dan menerapkan strategi jangka menengah hingga jangka panjang secara efisien, Kia memperkuat komitmen jenamanya terhadap kesejahteraan pelanggan, komunitas, masyarakat global, dan lingkungan," katanya.
Baca juga: Kia EV5 versi internasional mulai diproduksi
Kia juga tetap akan memperluas penawaran kendaraan listriknya pada tahun-tahun mendatang.
Perusahaan berencana meluncurkan enam model baru pada akhir 2026, yaitu EV2, EV3, EV4, EV5, EV6 yang diperbarui, dan EV9 versi GT terbaru.
Kia akan meluncurkan lini baru van listrik PBV pada akhir 2025, dimulai dengan PV5 berukuran sedang (yang rencananya dirilis di Eropa pada awal 2026), dan dilanjutkan dengan PV7 yang lebih besar pada 2027.
Baca juga: Mobil hibrida MG VS HEV dilego dengan harga Rp389 juta
Baca juga: Produksi Ferrari tahun 2030 akan didominasi mobil listrik dan hibrida
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2024