Jakarta (ANTARA News) - Mobil masa depan akan dapat berkendara sendiri dan menjadi pengemudi handal, klaim para ilmuwan.

Sebuah studi menyimpulkan bahwa teknologi akan menjadikan mobil bisa pengemudi sendiri dengan lebih aman dan efisien daripada manusia, karena mobil tidak mabuk, tertidur, dan terpancing emosinya.

Studi ini juga memprediksi, kendaraan yang bersifat otonom ini secara signifikan dapat mengurangi kemacetan dan menghasilkan keuntungan ekonomi puluhan miliar dolar.

Namun, saat ini masih ada sejumlah rintangan untuk menggunakan teknologi ini.

Biaya penambahan sensor, perangkat lunak, teknis, daya, dan sistem komputer saat ini bisa mencapai lebih dari 100 ribu dolar (sekitar Rp1,1 miliar) untuk satu mobil, yang tidak terjangkau bagi kebanyakan orang, kata studi tersebut.

Tapi produksi dalam skala besar dapat "menjanjikan keterjangkauan dari waktu ke waktu.

Pertanyaan juga muncul mengenai keberterimaan masyarakat, pencegahan terjadinya kecelakaan, dan kemampuan melindungi sistem komputer mobil dari risiko diretas.

Namun demikian, jika 10 persen saja mobil dan truk di jalan menggunakan teknologi "mengemudi sendiri" ini, dapat mengurangi sekitar 1.000 kematian lalu lintas per tahun.

Dan jika 90 persen kendaraan menerapkan teknologi ini, sebanyak 21.700 jiwa dapat diselamatkan per tahunnya, dan manfaat ekonomi dapat mencapai angka fantastis 447 miliar dolar, kata studi itu.

"Akan ada banyak langkah sebelum kita mencapainya, tapi hal itu seperti dunia baru yang benar-benar mengubah segalanya dalam perspektif mengemudi," kata Joshua Schank, presiden dan kepala eksekutif pusat studi tersebut.

Misalnya, kursi penumpang dapat diubah sehingga pengemudi dapat dengan aman menggunakan laptop, makan, membaca buku, menonton film, dan menelpon.

Mobil yang dapat diprogram untuk menjemput orang, mengantar mereka ke tempat yang dituju dan kemudian parkir sendiri ini, dapat mengubah kehidupan orang usia lanjut dan penyandang cacat.

Adaptive cruise control menyesuaikan kecepatan mobil dalam merespon lalu lintas, sedangkan lane departure system memperingatkan mobil ketika keluar jalur dan bahkan beberapa dapat secara otomatis mengarahkan kembali mobil ke jalur normal.

Dipicu oleh pandangan masa depan industri otomotif, sejumlah produsen mobil sedang mengembangkan penelitian mereka.

General Motor dan Nissan adalah yang terdepan, tapi Audi, BMW, Ford, Mercedes-Benz, Toyota, Volkswagen, dan Volvo juga mulai menguji sistem ini dan mobil "mengemudi sendiri" Google mencatat lebih dari 643 ribu km di jalan raya California.
Penerjemah:
Copyright © ANTARA 2013