Nilai gabungan ekspor mobil bulan lalu mencapai 6,21 miliar dolar AS (Rp96,8 triliun), naik 24,7 persen dari tahun sebelumnya menurut Kementerian Perdagangan, Perindustrian, dan Energi Korea Selatan.
Itu merupakan angka tertinggi untuk Januari, mengalahkan rekor 4,9 miliar dolar AS (Rp76,4 triliun) yang dicapai pada Januari 2023 menurut data kementerian.
Dalam hal volume, ekspor mobil Korea Selatan bulan lalu tercatat naik 23,5 persen menjadi 245.255 unit, tertinggi sejak Januari 2015.
Peningkatan ekspor otomotif Korea Selatan disebabkan oleh kuatnya permintaan global terhadap kendaraan ramah lingkungan.
Nilai ekspor mobil ramah lingkungan tercatat naik 15,9 persen dibandingkan tahun lalu menjadi 2,08 miliar dolar AS (Rp32,4 triliun) di bulan Februari.
Sebanyak 62.237 unit kendaraan ramah lingkungan terjual di luar negeri pada bulan lalu, meningkat 12,2 persen dibandingkan tahun lalu.
Berdasarkan jenisnya, penjualan kendaraan listrik (EV) meningkat 18,1 persen menjadi 31.350 unit, dan penjualan model hibrida meningkat 12,5 persen menjadi 26.513 unit.
Amerika Utara tercatat sebagai tujuan ekspor nomor satu untuk mobil Korea Selatan bulan lalu, dengan penjualan melonjak 53,9 persen dibandingkan tahun lalu menjadi 3,67 miliar dolar AS (Rp57,2 triliun).
Pengiriman kendaraan ke Uni Eropa tercatat turun 14,2 persen menjadi 692 juta dolar AS (Rp10,7 triliun) sedangkan pengiriman ke negara-negara non-Uni Eropa naik 21,7 persen menjadi 456 juta dolar AS (Rp7,1 triliun).
Ekspor ke negara-negara Asia meningkat 18,2 persen menjadi 433 juta dolar AS (Rp6,7 triliun), tetapi ekspor ke Timur Tengah turun 17,2 persen menjadi 384 juta dolar AS (Rp6 triliun).
Baca juga: BMW salip Mercedes-Benz jadi produsen mobil asing terlaris di Korea
Chevrolet Trax dari General Motors Korea pada Februari menjadi model terlaris di pasar luar negeri di antara semua model kendaraan dari Korea Selatan, diikuti oleh Avante dan KONA dari Hyundai Motor Co.
Produksi kendaraan di Korea Selatan tercatat naik 16,9 persen dibandingkan tahun lalu menjadi 358.423 unit pada Februari karena lancarnya pasokan semikonduktor otomotif.
Namun, penjualan mobil di negara tersebut turun 0,4 persen menjadi 116.152 unit pada bulan lalu, sementara penjualan merek asing turun 18,8 persen dibandingkan tahun lalu menjadi 13.095 unit jika digabungkan.
Seorang pejabat kementerian mengatakan bahwa pemerintah berupaya untuk melonggarkan peraturan mengenai mobilitas ramah lingkungan guna mendorong investasi dan memperkuat aktivitas perusahaan.
"Undang-undang baru mengenai komponen kendaraan masa depan akan mulai berlaku pada bulan Juli, yang diharapkan dapat mendukung industri suku cadang mobil," kata pejabat tersebut sebagaimana dikutip oleh Kantor Berita Yonhap.
Baca juga: Mobil listrik kuasai 9,3 persen penjualan mobil baru di Korea Selatan
Baca juga: Lima produsen akan tarik lebih dari 44.000 kendaraan di Korea Selatan
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2024
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2024