Dalam acara “Indonesia Sustainability Forum 2023” di Jakarta, Kamis, Eko menjelaskan pemerintah Indonesia sedang memprioritaskan pengembangan industri hijau yang mencakup produk ramah lingkungan, efisiensi sumber daya, dan transisi energi. Salah satu cara untuk mengaplikasikan industri hijau tersebut adalah menggunakan kendaraan listrik sebagai sarana mobilitas masyarakat.
“Permintaan EV (Electric Vehicle) global (diperkirakan) sudah mencapai 55 juta unit pada tahun 2040, dan tentunya baterai litium menjadi salah satu bahan paling penting dalam industri tersebut,” kata Eko.
Baca juga: Kemenperin: Transformasi ke EV berpotensi alihkan subsidi BBM
Menurutnya, Indonesia sebagai salah satu penghasil nikel terbesar di dunia memiliki posisi penting untuk memasok bahan baku baterai litium. Tanpa nikel, baterai litium tidak dapat diproduksi lebih lanjut karena proporsi nikel yang dibutuhkan jauh lebih besar, sehingga Indonesia berpeluang untuk menjadi “penguasa” baterai kendaraan listrik dunia.
Sejalan dengan hal tersebut, saat ini pemerintah juga terus meningkatkan pemakaian kendaraan listrik dengan melakukan program akselerasi kendaraan listrik. Program ini diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor 6 Tahun 2023 tentang Pedoman Bantuan Pemerintah untuk Pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Roda Dua.
Selain itu, pemerintah juga telah merancang program akselerasi kendaraan listrik roda empat dalam Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 1641 Tahun 2023 tentang Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Roda Empat Tertentu dan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Bus Tertentu yang Memenuhi Kriteria Nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri yang Atas Penyerahannya Dapat Memanfaatkan Pajak Pertambahan Nilai yang Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran 2023.
“Indonesia memiliki target lebih dari Rp3.28 triliun untuk investasi kendaraan listrik. Hingga bulan Agustus 2023, penjualan kendaraan listrik untuk program akselerasi listrik sudah mencapai 1.489 unit (tahap registrasi),” kata mantan Kepala Bidang Lingkungan Hidup, Budaya, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga tahun 2015 tersebut.
Baca juga: GAIKINDO: Indonesia berpeluang jadi pemasok komponen kendaraan listrik
Dalam kurun waktu tujuh tahun mendatang, Eko memproyeksikan program akselerasi kendaraan listrik di Indonesia akan mencapai setidaknya 80 persen dari target. Tidak hanya itu, pemerintah juga bermitra dengan forum Indo-Pacific Economic untuk menurunkan emisi karbon serta akselerasi teknologi kendaraan listrik di Indonesia.
“Kami punya rencana untuk transisi energi ke kendaraan listrik serta mengembangkan ekosistem kendaraan listrik agar masyarakat lebih nyaman untuk menggunakannya sehari-hari,” kata Eko menambahkan.
Dengan demikian, kata Eko, transisi energi berkelanjutan melalui program akselerasi kendaraan listrik diharapkan dapat berdampak baik untuk berbagai aspek, yakni aspek lingkungan, ekonomi, hingga energi. Kini, program akselerasi kendaraan listrik di Indonesia sudah menunjukkan angka yang cukup baik dan pemerintah bersama industri serta masyarakat harus bersinergi untuk mencapai industri hijau berkelanjutan.
Baca juga: Jokowi ajak China, Jepang, dan Korsel bangun ekosistem EV
Pewarta: Vinny Shoffa Salma
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023