Jakarta (ANTARA) - Hyundai Motor Co. dan afiliasinya yang lebih kecil, Kia Corp., mengumumkan rencana untuk menghidupkan kembali penjualan yang kurang memuaskan di China dengan meluncurkan model-model baru di sana tahun ini.

Kedua produsen mobil asal Korea Selatan tersebut masih mengalami penjualan yang lemah di China, pasar otomotif terbesar dunia, karena dampak yang terus berlanjut dari perselisihan diplomatik antara Seoul dan Beijing terkait penempatan sistem anti-peluru kendali Amerika Serikat yang disebut THAAD di Korea Selatan pada tahun 2017, seperti disiarkan kantor berita Yonhap, Selasa (18/4).

Penjualan kendaraan Hyundai dan Kia yang digabungkan turun drastis menjadi 339.003 unit pada tahun 2022, dari 1,79 juta pada tahun 2016. Angka yang sama turun 36 persen tahun lalu menjadi 1,15 juta pada tahun 2017.

Baca juga: Honda pamerkan e:N Series di pameran Auto Shanghai 2023

Untuk meningkatkan penjualan, Hyundai dan Kia telah mereorganisasi operasi mereka di China sejak 2019 dan menyesuaikan produksi di pabrik lokal mereka. Mereka juga memperkenalkan beberapa model lokal, tetapi, langkah itu tidak membantu mengangkat penjualan di pasar tetangga.

Dalam upaya terbaru, Hyundai dan Kia memamerkan beberapa model baru di pameran industri otomotif internasional Auto Shanghai 2023 yang dijadwalkan berlangsung dari 18 hingga 27 April.

Hyundai memperkenalkan SUV kompak Mufasa yang diproduksi secara lokal sebelum diluncurkan di China pada bulan Juni dan sedan kompak Elantra N bertenaga tinggi sebelum diluncurkan pada paruh kedua tahun ini.

Mufasa dilengkapi dengan mesin bensin 2 liter dan beberapa fitur keselamatan, seperti front collision avoidance assist-junction turning (FCA-JT), blind-spot collision-avoidance assist, dan highway driving assist systems.

Hyundai juga berencana untuk meluncurkan IONIQ 5 N, model elektrifikasi pertama di bawah merek high-performance N dari Hyundai, di China tahun depan setelah diluncurkan secara global pada Juli tahun ini.

Baca juga: Hyundai IONIQ 5 jadi kendaraan operasional peserta KTT ASEAN ke-42

Kia juga menguraikan rencananya untuk hadir di pasar mobil listrik China dengan meluncurkan SUV EV5 dan EV6 tahun ini serta SUV flagship EV9 tahun depan.

Ketiga model tersebut dibangun di atas platform kendaraan listrik khusus Hyundai Motor Group yang disebut E-GMP.

Kia mengatakan akan meluncurkan total enam kendaraan listrik di China pada tahun 2027 karena melihat pasar tetangga tersebut sebagai pasar penting untuk strategi global dan pertumbuhan masa depan perusahaan.

Hyundai dan Kia menargetkan untuk menjual total 3,64 juta kendaraan listrik di pasar global pada 2030. Pada CEO Investor Day awal bulan ini, Kia mengatakan berambisi menjual 1,6 juta kendaraan listrik pada 2030.

Mereka telah menetapkan target penjualan gabungan sebanyak 7,52 juta unit tahun ini, naik 9,8 persen dari 6,85 juta unit yang terjual tahun lalu.

Kedua perusahaan tersebut bersama-sama membentuk produsen mobil terbesar ketiga di dunia berdasarkan penjualan setelah Toyota Motor Corp. dan Volkswagen Group. 

Baca juga: Hyundai investasi Rp269 triliun untuk kendaraan listrik hingga 2030

Baca juga: Kia targetkan jual 1 juta kendaraan listrik pada 2026

Baca juga: Kia kenalkan SUV EV9 jelang diluncurkan di Korea Selatan pada Q2
Pewarta:
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023