Jakarta Raya (ANTARA) - Mobil komersial berpenggerak listrik Tesla Cybertruck tidak akan diproduksi secara massal untuk pasar global setidaknya sampai 2024 karena masalah keterlambatan proses manufaktur di pabrik Gigafactory, Amerika Serikat.

The Verge pada Sabtu (29/1) mewartakan bahwa bos Tesla Elon Musk bersikeras memproduksi Cybertruck pada "pada musim panas tahun ini", namun hal itu dianggap tidak realistis karena terjadi perlambatan proses produksi dan iklim ekonomi yang tak menentu.

Baca juga: Xpeng ikuti langkah Tesla dan Ceres beri potongan harga kendaraan

"Saya selalu mencoba menggampangkan proses produksi. Tapi hal itu meningkat secara eksponensial, dan ternyata terjadi begitu lambat," kata Musk.

Tesla Cybertruck sebenarnya sudah dikenalkan sejak 2019 dan telah memiliki sejumlah peminat dari berbagai negara. Mobil itu digadang-gadang dijual dengan harga 50ribu - 70ribu dolar AS (sekira Rp748 juta sampai Rp1 miliar).

Sayangnya, produksi truk pickup berdesain unik itu terkendala mampetnya rantai pasokan komponen selama pandemi COVID-19, dan hingga kini truk itu belum juga diproduksi.

"Saat kami memasuki tahun 2023, kami paham ada pertanyaan tentang dampak jangka pendek ekonomi makro yang tidak pasti, dan khususnya dengan kenaikan suku bunga," demikian pernyataan resmi Tesla.

Baca juga: Tesla investasi Rp54 triliun produksi truk semi dan baterai di Nevada

Baca juga: Tesla terus genjot produksi mereka di Jerman

Baca juga: VinFast siapkan strategi baru saingi Tesla
Pewarta:
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023