Jakarta (ANTARA) - Ketua Ikatan Motor Indonesia Bambang Soesatyo menilai sudah saatnya masyarakat mulai bermigrasi dari kendaraan berbahan bakar fosil menuju ke kendaraan listrik seiring mulai menipisnya cadangan minyak dan gas di Tanah Air.

"Solusinya sudah jelas, tidak ada kata tidak, kita harus segera bermigrasi atau melepaskan kendaraan kita yang berbahan bakar minyak atau fosil ini beralih ke listrik," ujar pria yang akrab disapa Bamsoet dalam seminar di Pameran Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2022 di JCC, Jakarta, Kamis.

Bamsoet menuturkan, cadangan minyak bumi nasional saat ini hanya tinggal 4,2 miliar barel dan akan habis dalam kurun waktu sembilan tahun.

Baca juga: Jaguar Land Rover latih karyawan bersiap beralih ke kendaraan listrik

Sedangkan cadangan gas bumi nasional, kata dia, hanya tinggal 62,4 triliun kaki kubik yang akan habis dalam kurun waktu 18 tahun, dengan catatan belum ditemukan lagi cadangan sumur yang baru.

Oleh karena itu, dia menilai sudah waktunya bagi masyarakat beralih ke kendaraan listrik sebelum cadangan minyak dan gas nasional benar-benar habis.

"Jadi mestinya kita memang harus siap-siap sebelum benar-benar energi tersebut betul-betul habis," kata Ketua MPR RI tersebut.

Menurut Bamsoet, terdapat banyak keuntungan yang diperoleh dengan bermigrasi ke kendaraan listrik, di antaranya berkurangnya pencemaran udara, konsumsi BBM, dan beban subsidi yang harus ditanggung negara, sehingga pada akhirnya meningkatkan ketahanan energi nasional.

Penggunaan kendaraan listrik juga dinilai sebagai alternatif solusi untuk menekan ketergantungan terhadap impor migas.

"Ini juga penting agar beban APBN kita tidak terkuras dengan impor migas yang selama ini kita ambil dari beberapa negara dan harganya juga makin lama makin mahal, dan itu membebani dan mengurangi dana atau anggaran yang seharusnya untuk kesejahteraan rakyat," ucap dia.

Bamsoet pun turut mendorong agar pemerintah memberikan subsidi kepada masyarakat yang ingin bermigrasi ke kendaraan listrik. Pemberian subsidi semacam itu, kata dia, sudah diterapkan di negara seperti Amerika Serikat.

"Jadi harus ada langkah-langkah regulasi yang memang mendorong masyarakat kita tidak rugi bermigrasi ke listrik," pungkas Bamsoet.

Baca juga: Ioniq 5 dinobatkan salah satu dari 10 sistem mesin terbaik di Wards

Baca juga: Korea Selatan targetkan ambil 12 persen pasar EV dunia pada 2030

Baca juga: Energi baru tak cuma kurangi emisi tapi juga dorong inovasi teknologi
Pewarta:
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022