Jakarta (ANTARA) - EVP Pemasaran dan Pengembangan Produk PT PLN Persero Hikmat Drajat menilai bahwa pengelolaan penyimpanan energi (energy storage) merupakan salah satu hal yang penting dalam perkembangan ekosistem transportasi atau mobilitas ramah lingkungan, terutama kendaraan listrik.

"Kami sangat menyambut baik adanya pertumbuhan teknologi baterai, bahwa Indonesia mulai akan menguasai teknologi baterai. Kita sudah memiliki pabrik baterai yang akan mengarah kepada energy storage, sejalan dengan regulator terkait yang juga mulai mengatur regulasinya," kata Hikmat dalam diskusi "Kesiapan Industri Battery & Recycle di Indonesia" di ajang Indonesia Electric Motor Show 2022 di Jakarta, Rabu.

Lebih lanjut, Hikmat mengatakan penyimpanan energi ini mengubah cara pandang dan kinerja dalam percepatan elektrifikasi dan energi yang lebih ramah lingkungan untuk sektor transportasi.

Baca juga: Pengamat: Ekosistem EV dimulai dari tata ulang sistem energi nasional

"PLN sebagai penyedia listrik di Indonesia, melihat beberapa hal terkait penyimpanan energi ini. Listrik sifatnya tidak bisa disimpan. Begitu pembangkit dibangkitkan, langsung dialirkan hingga menyala. Namun sekarang, listrik bisa disimpan. Ini adalah masa depan, bagaimana proses penyimpanan energi listrik nantinya bisa dimanfaatkan menjadi energi lainnya," jelas dia.

Listrik sebagai energi baru terbarukan (EBT) di sektor transportasi pun tidak bisa terelakkan. Namun, Hikmat berpendapat hal ini perlu dibarengi dengan pemerataan listrik kepada masyarakat itu sendiri.

Ia mencontohkan, saat ini pihaknya masih membangkitkan energi listrik di sejumlah daerah terpencil (remote area) masih menggunakan pembangkit listrik diesel. "Kita bertahap akan mengubah (diesel) dengan energi baru terbarukan, salah satunya dengan PLTS," ujarnya.

Hikmat menambahkan, kebutuhan saat ini sudah banyak dalam hal penyimpanan energi. Topik soal skala ekonomi dari penyimpanan energi pun ia nilai menarik untuk didiskusikan lebih lanjut menyusul dengan kebutuhan masyarakat dengan energi listrik di berbagai keseharian, termasuk transportasi.

"Tentunya kita lihat di sisi hilir, energy storage ada di transportasi baterai kendaraan listrik. Ini bisa menjadikan distributed power plan. Kendaraan listrik itu sendiri akan menjadikan teknologi ke depan menjadi V2G, atau vehicle to green," papar dia.

Menurut Hikmat, sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia dan pihak terkait lainnya yang akan segera memproduksi komponen baterai sendiri di dalam negeri.

Baca juga: DKI sasar modifikasi dan pengadaan baru kendaraan listrik 2023

Baca juga: Indonesia ajak pengusaha Korea garap potensi mineral di Tanah Air

Baca juga: Sandiaga dukung kendaraan listrik untuk pariwisata di Bali
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022