Namun, Imparato menambahkan bahwa pihaknya belum memutuskan di mana akan memproduksi mobil baru tersebut.
Menurutnya, langkah tersebut merupakan kunci dalam penyesuaian desain untuk pasar luar negeri sehingga membantu memperkuat posisi Alfa Romeo sebagai merek premium internasional di bawah naungan perusahaan induk Stellantis.
"Penawaran kami untuk kendaraan ukuran besar harus sesuai dengan pasar internasional, Amerika, China, Eropa," kata Imparato kepada media, dikutip dari Reuters pada Minggu.
Baca juga: Model full-electric pertama Alfa Romeo akan mulai debut pada 2024
Ia mengatakan Alfa Romeo masih mempertimbangkan model baru apakah akan berupa SUV, crossover, atau sedan tetapi kemungkinan bukan SUV besar klasik, seperti BMW X5 atau X6.
"Kami ingin menemukan kombinasi yang tepat. Itu adalah keputusan yang akan kami ambil pada akhir tahun ini,” katanya.
Sementara itu laporan Automotive News pada Februari memperkirakan kendaraan tersebut mungkin berupa kendaraan bermodel baru yang mengaburkan batas antara sedan dan crossover, seperti Toyota Crown baru atau 408 baru dari Peugeot, yang juga dimiliki oleh Stellantis.
Walau akan dipasarkan di AS, Imparato mengatakan hal tersebut bukan berarti mobil baru tersebut diproduksi di kawasan Amerika Utara. Sebagai informasi, Alfa memiliki dua pabrik otomotif di Italia.
"Memproduksi di AS bukanlah sesuatu yang telah kami putuskan dan itu adalah sesuatu yang tidak ingin kami putuskan sekarang," tambahnya.
Baca juga: Disiapkan sejak 2006, Dodge Hornet akhirnya meluncur tahun ini
Baca juga: Livery mobil Alfa Romeo C42 resmi diluncurkan
Baca juga: Alfa Romeo Tonale, SUV listrik pesaing Audi Q3 dan BMW iX1
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022