Jakarta (ANTARA) - Pakar ekonomi menilai Indonesia perlu mempercepat industri baterai listrik agar bisa mengembangkan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.

"Indonesia adalah salah satu penyumbang bahan baku yang cukup besar di dunia," kata Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad, saat diskusi "Pengembangan Mobil Listrik Berbasis Baterai di Indonesia", Rabu (20/4).

INDEF menilai pemerintah sudah cukup baik dalam mengembangkan nikel, bahan baku baterai kendaraan listrik, antara lain dengan kebijakan ekspor. Dia melihat untuk mempercepat industri ini, masih banyak langkah yang bisa dilakukan.

Baca juga: Honda anggarkan Rp915 triliun untuk pengembangan kendaraan listrik

Indonesia memerlukan investor yang sudah lebih dulu terjun ke kendaraan listrik, antara lain Korea Selatan dan China, untuk berinvestasi lebih besar. Tauhid menilai pabrikan kendaraan listrik asal China bisa bersaing dengan kendaraan konvensional yang sekarang ada di Indonesia

Selain itu, pemain lokal, seperti Indonesia Battery Corporation bisa menggandeng investor sebagai ekosistem kendaraan listrik.

Lembaga tersebut juga menilai pemerintah Indonesia perlu memberikan insentif tambahan untuk mengembangkan kendaraan listrik (electric vehicle) dan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (battery electric vehicle), misalnya dengan pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM).

Insentif, menurut INDEF, juga bisa diberikan dalam bentuk kredit, subsidi dan kewajiban menggunakan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai bagi objek tertentu.

Langkah lain yang bisa ditempuh untuk mendorong pengembangan kendaraan listrik adalah peta jalan untuk mengurangi emisi hingga nol (zero emission).

Selain insentif, pemerintah juga bisa memberikan disinsentif bagi kendaraan konvensional dalam rangka mengurangi emisi dan ketergantungan kepada bahan bakar minyak. Kebijakan yang bisa dilakukan antara lain pajak dan cukai untuk BBM dan peningkatan PPnBM.

Terakhir, INDEF menilai kebijakan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) perlu diterapkan pada produk-produk kendaraan listrik, yaitu dengan bermitra dengan produsen lokal. Langkah ini dinilai bisa menekan harga kendaraan listrik berbasis baterai.

Baca juga: Harga mahal tantangan utama pengembangan industri kendaraan listrik

Baca juga: Pencurian baterai kendaraan listrik marak di Italia

Baca juga: Hyundai akan produksi mobil ramah lingkungan di pabrik AS
Pewarta:
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022