Jakarta (ANTARA) - Survei yang dilakukan 3M di 11 negara menunjukkan bahwa peningkatan keselamatan berkendara juga perlu ditingkatkan di masa pandemi COVID-19.

"Hasil survei global kami menegaskan bahwa peningkatkan keselamatan jalan dan transportasi di seluruh dunia harus tetap menjadi prioritas utama, terutama karena jumlah tabrakan lalu lintas meningkat di banyak negara," kata President of 3M Transportation Safety Division Dan Chen dalam keterangannya, Rabu.

Survei tersebut menunjukkan sebanyak 33 persen responden global memiliki anggota keluarga atau teman dekat yang meninggal atau terluka parah dalam kecelakaan mobil, dan 40 persen dari insiden itu terjadi selama pandemi.

Baca juga: Isuzu apresiasi mitra bisnis konsisten utamakan keselamatan berkendara

Baca juga: Akal sehat yang jernih penting saat berkendara


Selain itu, 36 persen responden berusia 18-34 tahun melaporkan memiliki anggota keluarga dekat atau teman yang terluka parah atau yang meninggal dalam tabrakan lalu lintas, dengan hampir setengah dari insiden itu terjadi selama 18 bulan terakhir.

Survei tersebut mengungkapkan meningkatnya kekhawatiran tentang keselamatan transportasi dan jalan raya sejak awal pandemi global. Bahkan, 4 dari 10 responden global mengatakan bahwa kekhawatiran mereka akan keselamatan transportasi dan jalan sama seperti kehawatiran mereka terhadap COVID-19.

Survei ini juga mengungkapkan bahwa 35 persen responden di seluruh dunia percaya bahwa transportasi menjadi lebih berbahaya karena pandemi dan 35 persen responden lainnya percaya kematian akibat kecelakaan lalu lintas meningkat pada tahun 2020.

Di saat yang sama, 55 persen responden mengatakan mereka mengemudi dengan lebih hati-hati sejak pandemi dimulai, ini menunjukkan tidak ada hubungan antara orang-orang yang mengevaluasi diri mereka dalam mengemudi dan persepsi orang lain di jalan.

Di seluruh dunia, orang-orang sangat mengkhawatirkan perilaku pengemudi lain, masalah visibilitas dan kondisi jalan. Lima kekhawatiran terbanyak meliputi pengemudi mengirim SMS atau berbicara di telepon saat mengemudi (86%); kelalaian pengemudi lain (83%); cuaca buruk (77%); visibilitas malam hari (75%); dan kesulitan melihat tanda dan marka jalan (72%).

Saat ini, lebih dari setengah responden global melaporkan tidak memiliki akses yang dapat diandalkan atau aman ke jalur sepeda, dan lebih dari setengahnya (58%) merasa mereka tidak memiliki akses ke transportasi umum yang dapat diandalkan dan aman.

Peringkat tinggi di antara masalah keselamatan transportasi masyarakat, tiga perempat orang tua di seluruh dunia khawatir tentang membawa anak-anak mereka menuju dan dari sekolah dengan aman.

Stiker tanda reflektif, tinta, dan overlay 3M meningkatkan visibilitas dan kesadaran pengemudi terhadap tanda-tanda ini. Penelitian telah menemukan bahwa di mana tanda-tanda yang lebih terlihat ini dipasang, maka angka kecelakaan menurun hingga 46 persen dalam waktu tiga hingga enam tahun.

Tanda trotoar membantu memandu pengemudi dan menjaga jalan tetap aman, tetapi dalam kondisi gelap dan basah, penanda trotoar reflektif yang standar dapat hilang. Teknologi reflektif 3M membuat tanda jalan terlihat dari jarak yang lebih jauh dan dalam kondisi basah.

Di Amerika Serikat dan di Indonesia, 3M terus berkolaborasi dengan pemerintah dan asosiasi setempat untuk mengatasi masalah keselamatan jalan yang paling mendesak di seluruh negeri, membantu mengurangi korban jiwa dan cedera dan membuat sistem jalan raya yang lebih aman.

Baca juga: Hino kembali gelar kompetisi driver tingkatkan keselamatan berkendara

Baca juga: Masyarakat diajak KNKT ikut aktif ciptakan keselamatan berkendara

Baca juga: Bamsoet tegaskan keselamatan berkendara tanggung jawab bersama
Pewarta:
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022