Transmisi New CVT yang menggerakkan roda depan Xpander memberikan rasa berkendara yang lebih nyaman dan efisien berkat keseimbangan antara akselerasi maksimal dan tajam layaknya transmisi AT 8 percepatan, efisiensi bahan bakar, kerapatan serta perpindahan gigi yang halus.
Baca juga: Mitsubishi Xpander sokong 55 persen penjualan MMKSI pada Januari
"CVT sudah menjadi teknologi wajib untuk mobil zaman sekarang. Karena dengan CVT friksi yang terjadi sangat sedikit. Dengan friksi yang minimum mengemudi jadi lebih menyenangkan karena tidak ada hentakan," kata duta merek Mitsubishi Indonesia, Rifat Sungkar, dikutip Jumat.
"Kemarin saya sempat mencoba beberapa hari dengan beberapa tipe jalanan, dan yang sangat berasa adalah saat mencapai RPM 3.000 ke 3.500. Di situ seperti ada dorongan ekstra seakan mobil tidak ada hambatan sama sekali. Lancar sekali dan ketika dipanggil tenaganya akan selalu ada," tutur Rifat.
Pereli Indonesia itu mengakui bahwa pengguna mobil mungkin tetap melakukan "kick down" atau menginjak pedal gas dalam-dalam untuk mendapatkan akselerasi. Namun menurut Rifat, hal itu tidak perlu dilakukan sebab pengguna New Xpander hanya perlu mempertahankan torsi di RPM tertentu untuk mendapatkan tenaga yang optimal.
"Ini berbeda dengan Xpander lama. Kick down memang ada tapi pengguna bisa mempertahankan di RPM tertentu dan torsi akan mengeluarkan tenaga yang diminta," tutur Rifat.
Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu menyebutkan bahwa penggerak depan maupun penggerak belakang tidak memiliki perbedaan signifikan saat menanjak apabila kondisi medan jalannya ideal.
Baca juga: Kelengkapan fitur jadi senjata New Xpander meski tak dapat PPnBM
"Kalau semua ideal, tanjakan curam, ban ideal, pengemudinya juga tahu semua, enggak ada masalah dengan penggerak depan. Perbedaan tidak signifikan. Apalagi kalau traffic-nya tidak macet, enggak ada masalah. Yang paling penting adalah metode step-step-nya itu. Kalau step-step-nya bisa, tinggal penyesuaian saja," kata Jusri Pulubuhu.
"Secara keseluruhan kalau mobilnya sudah bergerak, sudah ada motion (momentum bergerak sebelum tanjakan) sebenarnya tidak ada masalah untuk penggerak depan atau belakang," kata Jusri.
Mitsubishi juga memadukan mesin 1.5L MIVEC DOHC 16 Valve dengan spesifikasi Euro 4 yang menghasilkan output maksimum 105 PS pada 6,000 RPM, torsi 141 Nm pada 4.000 RPM. Mesin Xpander juga telah memakai Exhaust Gas Recirculation (EGR) yang mampu mengurangi emisi gas buang serta menambah efisiensi bahan bakar.
Pereli Mitsubishi Motors sekaligus Legenda Paris Dakar, Hiroshi Masuoka, juga mengakui bahwa transmisi CVT terbaru yang dipasang pada Xpander memberikan efisiensi yang mumpuni. Apalagi transmisi itu dipadukan dengan suspensi baru yang lebih besar pada bagian belakang.
"Ada perubahan suspensi dan transmisi. Perubahan itu didasarkan pada kebutuhan dan saran konsumen. Tujuannya untuk memberikan pengalaman berkendara yang lebih baik dan nyaman, serta efisiensi tinggi," kata Hiroshi.
Baca juga: Transmisi CVT bikin New Xpander lebih bertenaga dan efisien
Baca juga: Daftar 10 mobil terlaris 2021, Avanza dan Xpander teratas
Baca juga: Penjelasan MMKSI soal racikan suspensi baru Xpander
Pada saat peluncurannya, Tsunehiro Kunimoto selaku Corporate Vice President, Design Division Mitsubishi Motors Corporation (MMC) mengatakan mobil berpenggerak roda depan justru lebih efisien, mengakomodir teknologi terbaru, dan menambah kelegaan pada ruang kabin karena lantai kendaraan menjadi rata.
"Tren di Eropa banyak memakai FWD karena akan lebih mengakomodasi teknologi baru," jelas Tsunehiro Kunimoto dalam sebuah pameran nasional. "Misalnya lantai kabinnya rata karena konsep MPV tentunya harus lega. Beratnya juga lebih ringan."
Xpander juga memiliki teknologi Hill Start Assist yang membantu pengemudi di tanjakan. MMKSI juga pernah mempertontonkan Xpander yang mampu menarik carousel 24 ton serta atraksi tanjakan setinggi enam meter dengan kemiringan 30 derajat pada pameran otomotif nasional 2018.
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022