Jakarta (ANTARA News) - Banu terus memandangi mobil dengan panjang sekitar 4,5 meter dan lebar 1,7 meter yang tampil mewah dengan dominasi ornamen serba putih, termasuk vleg racing, yang menambah keanggunannya.

Sebentar ia mendekat, mengamati perubahan yang terjadi, untuk kemudian mengambil jarak lagi dan memandang dari jauh.

"Mewah, benar-benar mewah..tidak nampak lagi `Kijang`-nya," ujarnya seakan berkata pada dirinya sendiri.

Ternyata bukan hanya Banu yang mengagumi mobil dalam balutan warna putih yang bertengger di tengah booth Toyota pada ajang Indonesia International Motor Show ke-19, di Kemayoran Jakarta.

Banyak pengunjung yang menghadiri hajatan besar pemain otomotif Indonesia itu, bahkan mencoba duduk, memainkan kemudi, seakan mobil itu bisa dikendarai. Meski tidak ada kunci untuk menghidupkan mesin mobil tersebut.

Itulah Grand New Kijang Innova yang berubah drastis dibandingkan sebelumnya (2008). "Innova terbaru ini dirancang dengan konsep desain lebih prestise dan agresif," kata Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Joko Trisanyoto pada peluncuran produk tersebut, Senin (25/7).

Banyak perubahan yang dilakukan Toyota untuk menarik perhatian konsumen terhadap mobil tersebut, antara lain mengubah tampilan luar menjadi lebih mewah dan anggun yang ditandai dengan perubahan pada bumper, radiator grille, dan lampu depan.

Tidak hanya depan, tampilan samping dan belakang pun tidak luput dari perubahan, yang terliat dari rocker panel dan side body molding yang memberi kesan lebih kokoh, serta spion yang dilengkapi dengan lampu tanda belok.

Untuk menambah kenyamanan pengemudi dan penumpang, Toyota juga meningkatkan kualitas hiburan dengan memasang sistem audio yang multimedia yaitu CD/MP3/WMA/DVD/AUX, dan sound processing DTS.

"Tampilan baru dan kenyamanan Grand New Kijang Innova menegaskan inovasi yang berkelanjutan pada mobil keluarga yang DNA-nya dibangun berdasarkan kebutuhan pasar Indonesia," ujar Joko.

Ia mengatakan sejak 2004 Kijang telah menjadi mobil global untuk segmen kendaraan serbaguna (MPV) Toyota di dunia, dan namanya menjadi Innova. "Nama Kijang tetap dipakai di Indonesia, karena terkait dengan sejarah panjang kelahiran mobil tersebut," ujarnya.

Legendaris
Grand New Kijang Innova yang diluncurkan pada ajang IIMS ke-19 tersebut, lahir dari proses panjang "basic utility vehicle" (BUV) yang dikembangkan Toyota pada 1977, untuk membantu pengangkutan barang di Indonesia.

Pada saat itu mobil yang kemudian dikenal dengan "Kijang" masih diproduksi sebagai pick-up. Baru pada generasi ke-2 (1981-1985) mobil Kijang diproduksi sebagai kendaraan penumpang.

Pengembangan mobil Kijang khususnya sebagai kendaraan penumpang yang menjadi ikon mobil keluarga di Indonesia terus berlangsung hingga generasi ke-4 (1997-2003) yaitu generasi Kijang Kapsul.

Baru pada 2004, mobil yang rancang bangunnya berbasis selera Indonesia dan banyak melibatkan tenaga lokal itu, mengalami revolusi dan diadopsi oleh proyek yang bernama IMV (Innovative International Multi-purpose Vehicle).

Pada "soft launching" Grand New Kijang Innova, atau beberapa hari sebelum model tersebut tampil di IIMS, Chief Engineer of IMV Product Planning, Toyota Motor Corporation (TMC), Kaoru Hosokawa, mengakui mobil Kijang mengalami perubahan drastis ketika menjadi bagian dari proyek IMV Toyota dalam rangka menciptakan kendaraan serbaguna (MPV) untuk pasar global.

"IMV diluncurkan pada 2004 untuk mengembangkan kendaraan global yang memenuhi penggunaan untuk bisnis dan transportasi," kata Hosokawa yang datang khusus dari Jepang ke Jakarta.

Sejak itu mobil Kijang bertransformasi dari kendaraan lokal yang hanya dipakai untuk pasar Indonesia, menjadi kendaraan MPV global Toyota untuk banyak negara di sejumlah kawasan, tidak hanya di Asia Tenggara, tapi juga Timur Tengah.

Oleh karena itu, mobil itu dikembangkan menjadi lebih nyaman, berkelas, untuk berbagai tujuan, mulai dari mengantar anak ke sekolah, belanja, piknik, kerja, hingga perjalanan jauh seperti untuk mudik dan jalan-jalan dengan keluarga dan teman.

Kendati mengalami banyak perubahan, Hosokawa menegaskan dalam pengembangan Innova, timnya berupaya mempertahankan sejarah dan tradisi Kijang.

"Keunikan (pasar) Indonesia selalu ada dalam pikiran anggota-anggota tim ketika mengembangkan model IMV untuk kendaraan serbaguna bagi pasar global," katanya.

Hal itu, diakui Hosokawa, karena Indonesia juga merupakan basis pasar dan produksi MPV yang besar dan penting bagi Toyota.

Basis Ekspor
Lebih jauh Hosokawa mengatakan pasar model IMV baik untuk MPV maupun SUV memiliki prospek pasar yang baik di cerah.

Pada 2010, kata dia, penjualan model IMV secara global menembus angka 800 ribu unit. "Bahkan ketika krisis ekonomi 2008-2009, pasar IMV lebih cepat pulih," katanya.

Pada situasi krisis itu, ujar Hosokawa, peranan pasar Indonesia sangat signifikan.

Indonesia, kata dia, memberi kontribusi penjualan IMV dunia sebesar 48,4 persen yang terdiri dari kontribusi Innova (37,2 persen), Fortuner (9,7 persen), dan Hilux (1,5 persen).

Oleh karena itu, TMC menilai model IMV khususnya MPV akan terus dikembangkan dengan berbasis DNA pasar Indonesia, yang disesuaikan pula dengan selera dan ketentuan negara tujuan pasar mobil itu.

Di Indonesia, TMC memiliki basis produksi model IMV baik untuk MPV dengan Kijang Innova maupun SUV dengan Fortunernya, melalui PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMIIN).

TMIIN yang mengelola pabrik di Karawang dan Sunter memiliki kapasitas produksi di atas 100 ribu unit, yang sebagian besar memproduksi Innova untuk pasar domestik maupun ekspor.

Berdasarkan data TMIIN selama semester pertama tahun ini, perusahaan yang sahamnya dikuasai TMC itu telah memproduksi 29.165 unit Innova dan 14.998 unit Fortuner, dengan volume ekspor masing-masing sebesar 5.087 unit untuk Innova, dan 10.251 unit Fortuner.

Dua kendaraan IMV yang diproduksi di Indonesia itu diekspor secara utuh (CBU) maupun terurai (CKD) ke sejumlah negara di kawasan ASEAN dan Timur Tengah, seperti Thailand, Brunei, Filipina, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, Qatar, Yaman, Yordania, dan Oman.

Dengan demikian Kijang bukan lagi sekedar kendaraan keluarga di Indonesia, karena dia sudah menjelma menjadi produk global di banyak negara.
(R016/H-KWR)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011