Jakarta (ANTARA News) - PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) akan menaikkan produksi dari rata-rata 11 ribu menjadi 12 ribu sampai 13 ribu unit mobil per bulan mulai September tahun ini untuk mengejar ketertinggalan produksi pasca-gempa dan tsunami.

Presdir TMMIN, Masahiro Nonami, pada jumpa pers menjelang Indonesia International Motor Show (IIMS) ke-19, di Jakarta, Rabu, menjelaskan, setelah terjadi gempa dan tsunami di Jepang pada 11 Maret lalu, produksi Toyota di Indonesia turun dari rata-rata 11 ribu unit per bulan.

"Pada Maret produksi kami hanya 6.000 unit, pada Mei bahkan hanya 4.000, dan pada Juni mulai pulih sekitar 9.000 unit," kata Nonami. Padahal, kata dia, biasanya produksi TMMIN mencapai lebih dari 100 ribu unit per tahun, atau rata-rata sekitar 11 ribu unit per bulan.

Ia mengatakan, setelah pemasok komponen dari Jepang pulih dari gempa dan tsunami, produksi Toyota di Indonesia berangsur-angsur pulih dan akan ditingkatkan menjadi 12 ribu sampai 13 ribu unit per bulan pada bulan September sampai Desember.

"Dengan demikian, produksi kami masih sesuai rencana sekitar 100 ribu unit per bulan," ujar Nonami. Produksi Toyota di Indonesia yang terdiri dari kendaraan serbaguna (MPV) Innova dan sebagian Avanza, serta kendaraan sport (SUV) Fortuner tersebut, tidak hanya dipasok ke pasar dalam negeri tapi juga ekspor.

Berdasarkan data TMMIN, produksi Toyota di Indonesia sampai semester pertama tahun ini sebesar 52.846 unit, yang terdiri dari 29.165 unit Innova, 14.998 unit Fortuner, dan 8.683 unit Avanza. Sedangkan ekspornya mencapai 26.050 unit, yang terdiri dari 5.087 unit Innova, 10.251 unit Fortuner, 9.284 Avanza, dan 1.428 Rush.

Mobil produksi Toyota di Indonesia tersebut diekspor ke berbagai negara di kawasan ASEAN antara lain Thailand, Malaysia, Brunei dan Filipina, serta negara di kawasan Timur Tengah seperti Arab Saudi, Qatar, UEA, dan Yordania. Selain itu, juga diekspor ke negara di kawasan Amerika Latin, antara lain Meksiko, dan negara lain di Afrika seperti Afrika Selatan, Mesir, dan Nigeria.

Ditambahkan Wakil Presdir TMMIN Johnny Darmawan, Toyota menggenjot produksi pasca-pulihnya pasokan komponen dari Jepang untuk memenuhi permintaan pelanggan yang saat ini mengalami inden pembelian.

"Permintaan mobil sebetulnya tinggi, namun karena pasokan mengalami gangguan, maka pasar di dalam negeri mengalami penurunan," katanya. Namun, sejak Juni produksi Toyota di Indonesia berangsur pulih, bahkan, kata dia, Toyota Motor Corp (TMC) menjadikan Indonesia sebagai salah satu basis produksi yang diprioritaskan pulih lebih cepat.

Dengan kemampuan pasokan yang berangsur pulih, Johnny yang juga Predir PT Toyota Astra Motor (TAM) optimis pada bulan Juli penjualan Toyota akan naik lebih dari 26 ribu unit.

Bahkan, Johnny yang juga salah satu Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) optimis pasar mobil di Indonesia akan menembus angka 800 ribu sampai 850 ribu unit. "Pada semester pertama saja, penjualan mobil telah menembus angka di atas 400 ribu unit. Biasanya pada semester kedua, penjualan mobil lebih tinggi, karena banyak model-model baru diluncurkan," katanya. (*)
(T.R016/M012)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011